Rabu, 24 Januari 2018

MTS AN NUR BULULAWANG SIAP INOVASI

Madrasah Tsanawiyah AN NUR Bululawang sebagai induk Sub-Rayon AN NUR Bululawang siap menyambut tuntutan Inovasi dunia pendidikan .. informasi selengkapnya tentang perkebangan madrasah kita ini dapat di baca di MTs AN NUR Bululawang sebagai madrasah Inovator
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Senin, 07 Mei 2012

PERANGKAT PROGRAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS

Pada edisi kali ini tim kurikulum MTs AN NUR Bululawang Malang mencoba menyajikan editorial program pembelajaran Alqur'an Hadits kelas VII, VIII, dan IX. kiranya sajian ini dapat dijadikan pustaka bandingan bagi sahabat-sahabat guru mata pelajaran Alqur'an Hadits yang super.  Sajian ini dapat didownload secara langsung dan gratis di bawah ini:

Kelas VII :
Kelas VIII
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Minggu, 06 Mei 2012

AN NUR BULULAWANG : EDUCATION WORLD IN FRONT ROW

Observing the development of education, we would not simply measure how much the level of academic achievement and skill that has been achieved by the learner. But the cultivation of the values ​​of faith and piety is deemed necessary to be placed as the first and main goal in education.This is in line with the assertion of Prof.. Dr. Imam Suprayogo (UIN Rector Maulana Malik Ibrahim Malang) in a scientific oration at the graduation ceremony with the MI-MTs-MA-Junior-Senior High School AN NUR Bululawang Malang.Describe even the rector of the manipulator-manipulator that state money does not mean they are not smart and intelligent. They have the skill, intelligence and skill (skill) is quite adequate. Why so?"This is what must be answered by the world of education"From the description above, it is probably not too wrong when the author concludes that one answer would lead to the importance of equipping students with the planting of the values ​​of faith and piety in an adequate scale. So that, in turn, an educational institution will produce graduates who are skilled and intelligent and have a skill that can be relied upon but a just and civilized humanity, and social justice in the Religion of Islam known as "Akhlaqul Karimah"On the other hand, Prof. Dr. Suprayogo Imam emphasized that the phenomenon is in UIN Malang Maulana Malik Ibrahim, the majority of the best graduates in the UIN Malang, of them come from the department of physics, mathematics, economics, etc., nearly of the whole thing memorized the Qur'aan. This fact is at least denied that the presentation of religious education, will hinder students' academic achievement.Presumably, the above assumption was inappropriate for direnung repeated by all observers of the world of education, especially the parents in guiding their children to educational institutions that are considered appropriate to be an option.Finally, this scientific study is a consideration for Civitas Academic AN NUR Bululawang the postscript on the front lines of education
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Sabtu, 05 Mei 2012

PENGGUNAAN EJAAN DAN PELAFALAN


           
Aspek kebahasaan yang diisyaratkan oleh Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah meliputi materi dengan urutan sebagai berikut: pelafalan; pembentukan kata; pemilihan kata; pemakaian istilah; pembentukan frase; penggunaan struktur kalimat; kebenaran isi kalimat; kelogisan kalimat; penggunaan penghubung antarfrase, antarkalimat, dan antarparagraf; penulisan kalimat; pengembangan paragraf; penulisan judul; serta penggunaan ejaan dan tanda baca. Sekilas materi tersebut tidak terklasifikasi berdasarkan sudut pandang tertentu. Oleh karena itu, agar mudah dipahami dan ruang lingkupnya lebih memadai, penyajiannya dalam modul ini dikelompokkan ke dalam enam bagian dengan urutan penyajian berikut: (a) penggunaan ejaan dan pelafalan, (b) pembentukan kata, (c) pemilihan kata dan pemakaian istilah, (d) struktur kalimat dan pembentukan frase, (e) penyusunan kalimat efektif, dan (f) pengembangan paragraf.

A. Penggunaan Ejaan dan Pelafalan

1. Penggunaan Ejaan
            Ada yang menganggap bahwa ejaan itu adalah pelafalan kata. Ada pula yang mengatakan bahwa ejaan itu mengacu kepada bagaimana mengeja huruf-huruf. Bagaimana menurut Anda? Benarkah pernyataan tersebut? Ya, tentu tidak benar. Untuk meyakinkan jawaban itu, perhatikan kutipan berikut.
Sejak ayahnya pergi untuk selama-lamanya pada bulan Ap-
ril tahun lalu, keluarga itu selalu kekurangan bahan makan-
an. Meskipun kakak ibunya berusaha menolong ....

Ketika salah seorang di antara sejawat Anda, kita minta membacakan kalimat pertama tulisan tersebut dengan wajar, akan kita dengarkan ucapannya “Sejak ayahnya pergi untuk selama-lamanya pada bulan April tahun lalu, keluarga itu selalu kekurangan bahan makanan.”  Kata April tidak dibacanya ap lalu ril dengan sendi (perhentian sejenak) antara ap dan ril, tetapi a lalu pril dengan sendi setelah a bukan ap. Hal yang sama terjadi pada pengucapan makanan. Kata itu tidak dicapkan ma sendi kan sendi an, tetapi ma sendi ka sendi nan. Mengapa demikian? Salahkah penulisan April di atas, yang dipisahkan antara p dan r serta makanan, yang dipenggal setalah n yang pertama? Jawabannya tidak. Pemenggalan keduanya benar dan pengucapan kawan Anda tadi juga benar. Justru itulah bukti bahwa ejaan tidak menyangkut pelafalan kata. Ejaan menyangkut cara penulisan. Ejaan adalah aturan atau cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan manggunakan huruf dan tanda baca (Depdikbud, 1995:10). Dengan demikian, cara penulisan atau ejaan yang digunakan pada kutipan di atas benar.      
            Sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini sesuai dengan perintahnya. 
           
A. Garis bawahi penulisan atau pembentukan kata dan istilah berikut yang salah!
binausaha, dutabesar, jasamarga, kantorpos, kerjasama, kotakpos, serahterima, atlit, tandatangan, tanggungjawab, terimakasih, ujicoba, dari pada, barang kali, pada hal, bila mana, apa bila, bumi putra, segi tiga, antar anggota, antar RT, catur wulan, maha bijaksana, Tuhan Mahaesa, non teknis, bertanggung-jawab, diantara, dimana, menyebarluas, diserah terimakan, kemana, wargapun, tidak satu kalipun, apapun, per-hari, kemanapun, per-Januari, satu persatu datang, tiga per sepuluh, kaunasehati, lima sentimeter, 5.000 an, ke X, ke 7, Sudibyo SH, Mohamad AS, a/n., d.k.k., dll, D.P.R.D., 5 cm., Perihal: Undangan Rapat., Prof. Dr. Hanan Usman M.Si., pukul 10.00-13.15, analisa,  aktifitas, ambulan, anti klimak, asesoris, enerji, tarjet, erobik, formatir, formil, netron,  frekwensi, hidrolik, hiper sensitif, hirarki, infra merah, intra molekular, kleptomani, kondite, konggres, koordinir, legalisir, mass media, minimum, monarkhi, obyektif, otomatis, poli teknik, prosentase, semi final, sistim, sub unit, taxi, team, tehnik,     ultra violet, uni lateral, varitas.
B. Tulis B bila penulisan berikut benar dan S bila salah! Bila Jawaban Anda S, tunjukkanlah bagian yang salah tersebut dan berikanlah alasannya.

1. (...) Penyerahan formulir pendaftaran selambat-lam-          batnya dilakukan 10 hari setelah pengumuman ini.

2. (...) Keinginan saudara belum dapat kami penuhi, karena ada beberapa persyaratan yang belum lengkap.

3. (...) Kepada
          Yth. Bpk. Soedarmo
           Jalan Kresno 43A
           Magetan.

4. (...) Kegiatan ini memiliki 3 tujuan:
           1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
           2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
           3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.

5. (...) Tujuan kegiatan ini adalah :
           1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
           2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
           3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.


Bagaimana? Adakah keraguan sewaktu Anda harus menjawabnya? Ada berapa banyak yang Anda ragukan? Nah, sekarang Anda dapat mencocokkan yang Anda kerjakan dengan kunci di bawah ini.
  
 Kunci jawaban A
bina usaha, duta besar, jasa marga, kantor pos, kerja sama, kotak pos, serah terima, atlet, tanda tangan, tanggung jawab, terima kasih, uji coba, daripada, barangkali, padahal, bilamana, apabila, bumiputra, segitiga, antaranggota, antar-RT, caturwulan, mahabijaksana, Tuhan Maha Esa, nonteknis, bertanggung jawab, di antara, di mana, menyebar luas, diserahterimakan, ke mana, warga pun, tidak satu kali pun, apa pun, per hari, ke mana pun, per Januari, satu per satu datang, tiga persepuluh, kaunasihati, 5 sentimeter, 5.000-an, X, ke-7, Sudibyo, S.H., Mohamad A.S., a.n., dkk., dll., DPRD, 5 cm, Hal: Undangan rapat, Prof. Dr. Hanan Usman, M.Si., pukul 10.00—13.15, analisis,  aktivitas, ambulans, antiklimaks, aksesoris, energi, target, aerobik, formatur, formal, neutron,  frekuensi, hidraulik, hipersensitif, hierarki, inframerah, intramolekular, kleptomania, konduite, kongres, koordinasi, legalisasi, media massa, minimal, monarki, objektif, automatis, politeknik, persentase, semifinal, sistem, subunit, taksi, tim, teknik, ultraviolet, unilateral, varietas.

Kunci jawaban B
1. S                 2. S                 3.S                  4.S                  5.S


Hitunglah ada berapa persen Anda dapat menjawab dengan benar? Lakukanlah refleksi diri terhadap hal itu. Apakah selama ini saya telah memperhatikan penggunaan ejaan dengan baik? Apakah saya merasa bahwa ejaan itu penting? Apakah saya juga telah mengetahui tentang banyak hal yang belum saya ketahui? Apakah selama ini saya telah mengajarkan atau memberitahukan hal itu kepada murid-murid? Apakah saya peduli terhadap ejaan yang digunakan murid-murid?

Pembahasan bagian A dan beberapa bagian B dapat lihat di belakang. Untuk saat ini, pembahasan akan difokuskan pada latihan B soal nomor 4. Dalam pembahasan ini digunakan angka urut (1).
Di mana atau bagian apa letak kesalahan penulisan pada soal itu?
(1) Kegiatan ini memiliki 3 tujuan:
1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.

Bila Anda cermati, ada beberapa kesalahan penulisan pada (1): penulisan bilangan, penggunaan huruf kapital pada awal rincian, penggunaan tanda titik pada akhir setiap rincian, dan penulisan kata.
Bilangan tersebut seharusnya dituliskan dengan huruf karena menyatakan jumlah dan tidak lebih dari dua kata. Meskipun terdapat rincian di belakang bilangan tersebut, pada rincian itu tidak terdapat bilangan yang menyatakan jumlah yang mengacu pada penjumlahan bilangan terdahulu.
Penggunaan huruf kapital pada awal kata memberikan, membekali, dan menanamkan juga tidak tepat karena masing-masing kata tersebut tidak mengawali kalimat. Bukankah sebelum rincian itu terdapat tanda titik dua, bukan titik? Karena ketiga rincian tersebut merupakan satu kesatuan dengan bagian kalimat sebelumnya, tidaklah tepat tanda titik digunakan pada setiap akhir rincian, kecuali untuk rincian yang terakhir sebab bagian itu mengakhiri kalimat. Lalu, tanda apa yang seharusnya digunakan untuk mengakhiri rincian yang pertama dan kedua? Tanda yang tepat adalah titik koma sebab kedua bagian kalimat tersebut berupa klausa.
Di samping itu, masih pula terdapat penulisan kata yang kurang benar, yakni penggunaan huruf kapital pada awal kata bahasa pada rincian pertama dan ketiga serta penulisan ketrampilan yang seharusnya keterampilan. Dengan demikian, kalimat di atas seharusnya dituliskan sebagai berikut.
(1a) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan:
           1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
           2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
           3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.

Haruskah kita tambahkan dan di belakang tanda titik koma rincian kedua karena jumlah rincian seluruhnya lebih dari dua sehingga penulisannya menjadi seperti (2) berikut?
(2) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan:
           1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
           2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia; dan
           3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.

Jawabannya tidak. Hal itu terjadi karena penulisan rincian tersebut ditata dalam bentuk senarai (daftar), kecuali bila kita menuliskan rincian secara langsung di belakang tanda titik dua, bukan dalam bentuk senarai. Penulisan yang dimaksud yang terlihat pada (2a) berikut.
(2a) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan: 1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia; 2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia; dan 3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.

Bila kita tuliskan rincian itu seperti (2a), masih juga terdapat penulisan bilangan yang kurang tepat. Mengapa demikian? Yang pertama adalah adanya tanda titik, yang dapat mangisyaratkan suatu akhir kalimat atau suatu singkatan. Padahal, keduanya tidak berlaku pada kalimat itu. Yang kedua, seandainya di belakang nomor urut itu diletakkan angka ratusan yang menyatakan jumlah kata benda yang mengikutinya, bilangan itu akan menimbulkan makna yang berlainan, seperti pada (3) berikut.

(3) Panitia PON akan membagikan 360 medali: 1.120 medali emas, 2.120 medali perak, dan 3.120 medali perunggu.

Oleh karena itu, bilangan yang menyatakan urutan rincian tersebut sebaiknya dituliskan di antara tanda kurung tanpa diakhiri tanda titik, seperti pada (3a) atau urutan itu dapat dinyatakan dengan urutan alfabetis huruf kecil, seperti pada (3b) berikut.
(3a) Panitia PON akan membagikan 360 medali: (1) 120 medali emas, (2) 120 medali perak, dan (3) 120 medali perunggu.

(3b) Panitia PON akan membagikan 360 medali: (a)120 medali emas, (b) 120 medali perak, dan (c) 120 medali perunggu.

Berdasarkan hal itu, kalimat (2a) seharusnya dituliskan sebagaimana yang terdapat pada (2b) berikut.
(2b) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan: (1) memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;(2) membekali keterampilan berbahasa Indonesia; dan (3)  menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.

Namun, penulisan (2b) bukanlah penulisan yang benar sebab (a) rincian yang ada tidak dituliskan dalam bentuk senarai dan (b) dalam rincian tersebut tidak terdapat rincian lain yang lebih kecil yang menggunakan tanda koma. Oleh karena itu, tanda baca yang digunakan pada akhir rincian pertama dan kedua adalah koma, bukan titik koma. Penulisan yang benar dapat diamati pada (2c) berikut.
(2c) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan: (1) memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia, (2) membekali keterampilan berbahasa Indonesi, dan (3)  menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, bagaimanakah penulisan kalimat yang mengandung rincian berikut?
(4) Tujuan kegiatan ini adalah :
           1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
           2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
           3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.

(5) Kegiatan ini memiliki 3 (tiga) tujuan:
           1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
           2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
           3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
(6) Kegiatan ini diarahkan untuk:
           1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
           2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
           3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.

(7) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
           1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
           2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
           3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.

 

Anda pasti telah mengetahuinya bahwa kesalahan pada (4), (5), dan (6) di antaranya terdapat pada penulisan huruf kapital pada awal masing-masing rincian serta penulisan kata seperti yang telah dibicarakan di atas. Nah, selanjutnya, Anda pasti juga akan mengatakan bahwa tanda titik di belakang rincian pertama dan kedua seharusnya diganti dengan titik koma. Bagus sekali! Namun, bila hanya itu yang Anda lakukan, hasilnya belum tepat.

Pada (4) tanda titik dua tidak tepat. Tanda itu seharusnya dihilangkan sehingga penulisannya yang benar seperti yang tertera pada (4a).

(4a) Tujuan kegiatan ini adalah
           1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
           2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
           3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.

Bilangan pada kalimat (5) tidak seharusnya dituliskan dengan angka dan huruf sekaligus dalam suatu teks seperti itu. Penulisan angka dan huruf sekaligus dibenarkan hanya di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Untuk itu, (5) seharusnya dituliskan seperti (1a) di atas.

Pada (6) tanda titik dua tidak tepat, seperti halnya (4) di atas. Tanda titik dua di atas tidak digunakan untuk membatasi bagian kalimat yang sudah lengkap klausanya. Oleh karena itu, kalimat (6) seharusnya ditulis seperti (6a) berikut.


(6a) Kegiatan ini diarahkan untuk
           1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
           2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
           3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.

Bila tanda baca titik dua ingin digunakan, tambahkan frase yang dapat melengkapi klausa tersebut, seperti pada (6b) berikut.
(6b) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal berikut:
           1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
           2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
           3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.

Di samping persoalan penulisan kata bahasa dan keterampilan yang menyebabkan kesalahan pada (7), tampaknya, kesalahan lain tidak ada. Huruf kapital pada awal masing-masing rincian sudah tepat karena tanda baca yang mengawalinya adalah titik, baik pada akhir pernyataan sebelum rincian pertama maupun akhir rincian pertama dan kedua, sehingga perubahan penulisan (7) menghasilkan (7a) berikut.
(7a) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
           1. Memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia.
           2. Membekali keterampilan berbahasa Indonesia.
           3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.

Dengan demikian, baik (7) maupun (7a) terdiri atas empat kalimat.
Bila (7a) dicermati lebih jauh, ternyata hanya kalimat pertamalah (pernyataan awal) yang merupakan kalimat sempurna sebab ketiga kalimat rincian itu bukanlah kalimat sempurna. Ketiganya hanyalah klausa yang tidak bersubjek. Oleh karena itu, penulisan (7a) tetap salah. Untuk mengatasi hal itu, keempatnya harus digabungkan sehingga menjadi sebuah kalimat, seperti yang tertera pada (6b) di atas.
Cara lain yang dapat ditempuh adalah menyempurkan ketiga klausa pada (7a) menjadi kalimat dengan menambahkan subjek, seperti yang terlihat pada (7b) berikut.



(7b) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
           1.  Kegiatan ini memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia.
           2.   Kegiatan ini membekali keterampilan berbahasa Indonesia.
           3. Kegiatan ini menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.

Meskipun (7b) dari segi penulisannya benar, dari segi kepaduannya, kalimat-kalimat tersebut kurang baik. Oleh karena itu, wajar bahwa bentuk (6b) yang dianjurkan untuk mengatasi kesalahan penulisan pada (7).
Demikian, pengantar awal ini. Semoga Anda lebih berhati-hati dalam menulis sekaligus Anda dapat menerapkannya. Selanjutnya, Andalah yang menjadi pelopor dalam (a) membina ketertiban dalam penulisan kata dan pemakaian tanda baca, (b) usaha pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh, dan (c) mendorong pengembangan bahasa Indonesia.  Semoga.
Selanjutnya, untuk mengetahui secara pasti persoalan pada perlatihan bagian « dan sekaligus mengingatkan pemahaman Anda tentang berbagai aturan penulisan secara lebih kuas, uraian berikut ini dapat Anda cermati. Bila dirangkumkan, permasalahan yang ada tersebut menyangkut (a) penulisan kata, yang meliputi penulisan gabungan kata, penulisan kata depan, penulisan partikel, penulisan kata ganti, serta penulisan angka dan lambang bilangan dan (b) pemakaian tanda baca, yang meliputi pemakaian tanda titik, pemakaian tanda koma, pemakaian tanda titik koma, pemakaian tanda titik dua, pemakaian tanda hubung, dan pemakaian tanda pisah.



a. Penulisan Kata

1) Penulisan Gabungan Kata

a) Gabungan kata –termasuk kata majemuk– bagian-bagiannya ditulis terpisah.

Salah

daurulang
dutabesar
kantorpos
kerjasama
kotakpos
rumahsakit
sandangpangan
serahterima
tandatangan
tanggungjawab
tatasurya
terimakasih
ujicoba
weselpos

Benar

daur ulang
duta besar
kantor pos
kerja sama
kotak pos
rumah sakit
sandang pangan
serah terima
tanda tangan
tanggung jawab
tata surya
terima kasih
uji coba
wesel pos


b) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus dituliskan serangkai.

Salah

dari pada
barang kali
pada hal
bila mana
apa bila
segi tiga

Benar

daripada
barangkali
padahal
bilamana
apabila
segitiga


c) Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh dituliskan serangkai.

 Salah

a moral
antar anggota
antar RT
catur wulan
maha bijaksana
Tuhan Mahaesa
non teknis
non RRC
pasca panen
peri laku
sub unit
tuna wicara

Tidak Dianjurkan

a-moral
antar-anggota
antarRT
catur-wulan
maha-bijaksana
Tuhan Maha-Esa
non-teknis
nonRRC
pasca-panen
peri-laku
sub-unit
tuna-wicara

Benar

amoral
antaranggota
antar-RT
caturwulan
mahabijaksana
Tuhan Maha Esa
nonteknis
non-RRC
pascapanen
perilaku
subunit
tunawicara

d) Awalan atau akhiran yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai dengan unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.

Salah

bertanggungjawab, bertanggung-jawab

menyebarluas, menyebar-luas
tercampuraduk, tercampur-aduk
tandatangani, tanda-tangani
serahterimakan, serah-terimakan

Benar

bertanggung jawab
menyebar luas
tercampur aduk
tanda tangani
serah terimakan

e) Awalan dan akhiran sekaligus yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai seluruhnya.

Salah

pertanggung jawaban
menyebar luaskan
pencampur adukan
ditanda tangani
diserah terimakan

Tidak Dianjurkan

pertanggung-jawaban
menyebar-luaskan
pencampur-adukan
ditanda-tangani
diserah-terimakan

Benar

pertanggungjawaban
menyebarluaskan
pencampuradukan
ditandatangani
diserahterimakan


2) Penulisan Kata Depan
Kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Salah

diantaranya
disekitar
dimana
kemana
kesana kemari
kesamping
dibawah

Benar

di antaranya
di sekitar
di mana
ke mana
ke sana kemari
ke samping
di bawah

3) Penulisan Partikel

a) Partikel pun setelah kata benda, kata kerja, kata depan, atau kata bilangan dituliskan terpisah karena pun yang seperti itu merupakan suatu kata utuh yang mempunyai makna penuh.

Salah

sayapun
satu kalipun
apapun
datangpun
ke manapun

Benar

Saya pun
satu kali pun
apa pun
datang pun
ke mana pun

b) Partikel pun yang terdapat pada kata penghubung dituliskan serangkai karena dianggap padu benar.

Salah

ada pun
andai pun
bagaimana pun
biar pun
kalau pun
atau pun
kendati pun
meski pun
sungguh pun
walau pun
sekali pun (yang berarti ‘walau’)

Benar

adapun
andaipun
bagaimanapun
biarpun
kalaupun
ataupun
kendatipun
meskipun
sungguhpun
walaupun
sekalipun

c) Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap dituliskan terpisah dari bagian kalimat yang mendampinginya.

Salah

per-Januari
satu persatu, satu per-satu
perhari, per-hari

Benar

per Januari
satu per satu
per hari


d) Per yang merupakan bagian bilangan pecahan dituliskan serangkai.

Salah

tiga per sepuluh
tujuh dua per tiga

Benar

tiga persepuluh
tujuh dua pertiga


4) Penulisan Kata Ganti

Kata ganti orang aku, kamu, engkau, atau dia yang dipendekkan menjadi ku, mu, kau, atau nya (disebut klitik) dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya atau yang diikutinya.

Salah

ku katakan
proposal ku
laporan mu
kau nasihati
hidup nya

Benar

kukatakan
proposalku
laporanmu
kaunasihati
hidupnya


5) Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

a) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan ukuran (panjang, luas, isi, berat), satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, dan kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi.

Salah

lima sentimeter
sepuluh meter persegi
dua puluh tiga liter
enam puluh kilogram
dua jam sepuluh menit
tujuh ribu rupiah
Jalan Karah Empat
Nomor tiga puluh sembilan

Benar

5 sentimeter, 5 cm
10 meter persegi, 10 m2
23 liter, 23 l
60 kilogram, 60 kg
2 jam 10 menit
Rp7.000,00
Jalan Karah IV
Nomor 39

b) Bilangan yang menunjukkan jumlah dituliskan dengan huruf bila dapat dinyatakan tidak lebih dari dua kata, kecuali yang menunjukkan rincian dituliskan dengan angka.

Salah

Hari ini 3 karyawan ....
... memerlukan 17 bus.
... enam pria dan tiga wanita.
30 lurah dihadirkan .... *
21 pesawat .... *
Dua puluh satu pesawat ....

Benar

Hari ini tiga karyawan ....
... memerlukan tujuh belas bus.
... 6 pria dan 3 wanita.
Tiga puluh lurah dihadirkan ....
... 21 pesawat ....
Sebanyak 21 pesawat ....
         Catatan: *Karena awal kalimat harus menggunakan huruf kapital, angka tidak boleh dituliskan
                         pada awal kalimat.
                                                                       
c) Bilangan yang mendapatkan akhiran –an dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau  digunakan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka.

Salah

... 5.000 an ....
... angkatan 60 an ...

Benar

... 5.000-an ..., ... lima ribuan ....
... angkatan 60-an ..., ... angkatan enam puluhan ....

d) Kata bilangan tingkat dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf, dituliskan dengan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka arab, atau dapat dinyatakan dengan angka romawi.

Salah

ke dua belas
ke X
ke 7

Benar

kedua belas, ke-12, XII
kesepuluh, ke-10, X
ketujuh, ke-7, VII

e) Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
     Contoh
Telah dijual sebidang tanah seluas 145 m2 (seratus empat puluh lima meter persegi) dengan harga Rp29.000000,00 (dua puluh sembilan juta rupiah).
Pada hari ini Senin, 22 Juli 2002 (dua puluh dua Juli dua ribu dua) telah menghadap Saudara Hambali Sarjana Hukum ....

b. Pemakaian Tanda Baca

1) Pemakaian Tanda Titik

a) Tanda titik digunakan untuk (a) singkatan gelar, (b) singkatan nama orang, (c) singkatan kata yang menggunakan huruf kecil, serta (d) angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan  ribuan, jutaan, dan seterusnya. 

Salah

Sudibyo SH, Sudibyo S.H
Mohamad AS, Mohamad.AS, Mohamad A.S
an, an., a/n, a/n.
da, da., d/a, d/a.
ub, ub., u/b, u/b.
sd, sd., s/d, s/d.
up, up., u/p, u/p.
d.k.k., dkk
d.l.l., dll
d.s.b., dsb
t.s.b, tsb
12000 orang

Benar

Sudibyo, S.H.
Mohamad A.S.
a.n.
d.a.
u.b.
s.d.
u.p.
dkk.
dll.
dsb.
tsb.
12.000 orang

b) Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya, (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, (c) akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel, (d) akhir angka digit lebih dari satu angka, serta (e) akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.

Salah

D.P.R.D., DPRD.
cu. (cuprum)
5 cm.
5 kg.
Rp.5.000,00
A. Latar Belakang.
1.1.2. Masalah Penelitian
Tabel 2 Frekuensi Kehadiran.
Perihal: Undangan Rapat.

Kepada
Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza
Jalan Karah IV No. 39
Surabaya.

Benar

DPRD
cu
5 cm
5 kg
Rp5.000,00
A. Latar Belakang
1.1.2 Masalah Penelitian
Tabel 2 Frekuensi Kehadiran
Hal: Undangan rapat

Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza
Jalan Karah IV No. 39
Surabaya


2) Pemakaian Tanda Koma
a) Tanda koma digunakan untuk (a) perincian yang lebih dari dua unsur, (b) setelah nama orang yang diikuti gelar, (c) setelah klausa pertama pada kalimat majemuk setara berlawanan, (d) setelah anak kalimat yang mendahului induk kalimat pada kalimat majemuk bertingkat, (e) setelah kata atau ungkapan penghubung antarkallimat, (f) pemisah alamat yang ditulis berurutan, serta (g) mengapit keterangan tambahan.

Salah

... lurah, camat dan bupati.
30 wanita, dan 20 pria.
Prof. Dr. Hanan Usman M.Si.
... melainkan ....
Karena ... ia tidak ....
Oleh karena itu penyelesaian ....
Jalan Kresno 43 Tambran, Magetan
Megawati, Presiden Republik
     Indonesia ke-5 mengharapkan ....

Benar

... lurah, camat, dan bupati.
30 wanita dan 20 pria.
Prof. Dr. Hanan Usman, M.Si.
..., melainkan ....
Karena ..., ia tidak ....
Oleh karena itu, penyelesaian ....
Jalan Kresno 43, Tambran, Magetan
Megawati, Presiden Republik
     Indonesia ke-5, mengharapkan ....

b) Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului induk kalimat.

Salah

Kami ..., karena ....

Tim ..., agar ....

Benar

Kami ... karena ....
Karena ..., kami ....
Tim ... agar ....
Agar ..., tim ....


3) Pemakaian Tanda Titik Koma
Tanda titik koma digunakan untuk (a) memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara yang tidak menggunakan  kata penghubung, (b) membedakan perincian yang lebih kecil, yang menggunakan tanda koma, dan (b) perincian yang berupa klausa yang ditulis dalam suatu senarai (daftar).

Salah

Saya bekerja, kakak beristirahat.


Tanda titik tidak digunakan untuk singkatan umum yang mengguna-kan huruf kapital seluruhnya, singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, akhir judul bab/ subbab, ilustrasi, atau tabel, akhir angka digit lebih dari satu angka, serta akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.

Tanda titik tidak digunakan untuk
(a)    singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya,
(b)   singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang,
(c)    akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel,
(d)   akhir angka digit lebih dari satu angka, dan
(e)    akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.

Benar

Saya bekerja; kakak beristirahat.
Saya bekerja dan kakak beristirahat.

Tanda titik tidak digunakan untuk singkatan umum yang mengguna-kan huruf kapital seluruhnya; singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang; akhir judul bab/ subbab, ilustrasi, atau tabel; akhir angka digit lebih dari satu angka; serta akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.

Tanda titik tidak digunakan untuk
(a)    singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya;
(b)   singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang;
(c)    akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel;
(d)   akhir angka digit lebih dari satu angka;
(e)    akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.

 

4) Pemakaian Tanda Titik Dua

Tanda titik dua digunakan untuk memisahkan rincian yang mengikuti klausa lengkap.

Salah

Tanda titik tidak digunakan untuk:
(a)    singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya;
(b)   singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang;
(c)    akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel.


Benar

Tanda titik tidak digunakan untuk hal-hal berikut:
(a)    singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya;
(b)   singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang;
(c)    akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel.

5) Pemakaian Tanda Hubung

Tanda hubung digunakan untuk (a) menyatakan kata ulang, (b) pengimbuhan terhadap kata yang ditulis dengan huruf kapital atau angka, dan (c) pemenggalan kata.

Salah

ragu2
berKTP
pada 1970an
... meluka-
i.
... mempelaja-
ri sesuatu
... di antaranya i-
kan dan beras.
... mengingin
kan sesuatu
... selambat-lam-
batnya

Benar

ragu-ragu
ber-KTP
pada 1970-an
... melu-
kai.
... mempela-
jari sesuatu
... di antaranya
ikan dan beras.
... mengi-
nginkan sesuatu
... selambat-
lambatnya


6) Pemakaian Tanda Pisah
Tanda pisah digunakan untuk (a) membatasi keterangan tambahan dan (b) menyatakan jarak yang berartikata sampai dengan. Tanda pisah dapat digantikan dengan tanda hubung rangkap.

Salah

Gabungan kata termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah.




Waktu: pukul 10.00-13.15


Waktu: pukul 10.00 s/d 13.15

Benar

Gabungan kata –termasuk kata majemuk– bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Gabungan kata, termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah.

Waktu: pukul 10.00–13.15
Waktu: pukul 10.00--13.15

Waktu: pukul 10.00 s.d. 13.15

2. Pelafalan

Hingga saat ini usaha untuk membakukan lafal dalam bahasa Indonesia terus dilakukan, namun hasilnya belum dapat dikatakan optimal. Mengapa? Adanya diasistem pengucapan di dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu penyebabnya. Banyaknya bahasa daerah dengan berbagai logat menjadikan semakin sulit mengharapkan pembakuan lafal bahasa Indonesia dapat mencapai hasil yang optimal. Hal itu akan lebih terasa lagi, jika kita melihat masuknya unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia yang semakin lama semakin deras.
Sebenarnya, jika dilihat secara fonemis, pengucapan kata yang sering mengganggu adalah yang menyangkut pelafalan bunyi /e/ dan /«/. Dalam bahasa Indonesia keduanya bersifat fonemis. Keduanya merupakan fonem yang berbeda. Karena itu, jika /«/ diucapkan /e/, sebagaimana yang sering kita dengarkan dari ucapan saudara kita yang berasal dari Batak, misalnya, pelafalan itu akan teras janggal. Halnya akan berbeda dengan pelafalan /o/ menjadi [O] atau [o], seperti kata toko, yang difalafkan [tOkO] oleh penutur bahasa Indonesia dari Sunda. Perbedaan [o] dengan [O] dalam bahasa Indonesia tidak bersifat fonemis, yakni tidak bersifat membedakan makna.
Acuan pengucapan ini telah dinyatakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pada kamus itu, di samping termuat makna leksikal suatu kata, terungkap pula cara pelafalannya, terutama yang menyangkut lafal fonem /e/ dan /«/, serta pemenggalan kata. Karena itu, kepada Anda, para guru, sangat dianjurkan untuk memiliki dan sekaligus mencermatinya agar Anda dapat memberikan contoh pengucapan yang benar kepada para siswa. Anda harus ingat bahwa pelafalan memerlukan keterampilan tersendiri. Karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal, melatih diri secara terus-menerus merupakan jalan terbaik.
Lafal yang baik dalam bahasa Indonesia adalah lafal (ucapan) yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat, atau ciri-ciri lafal bahasa daerah (Depdikbud, 1995). Lafal bahasa Indonesia yang menampakkan logat atau dialek bahasa tertentu tidak dapat memenuhi kriteria tersebut. Bagi kebanyakan orang lafal yang demikian itu akan tampak ketika ucapan itu didengarkan oleh penutur dari logat yang berbeda.  Ketika menyampaikan makalah dalam suatu seminar secara nasional, Anda berbahasa Indonesia yang sulit ditebak dari mana asal daerah Anda, itu berarti bahwa lafal Anda adalah lafal bahasa Indonesia yang baik. Lafal pembaca berita di TVRI, misalnya, dapat kita jadikan contohnya.
Secara umum masalah pelafalan dalam bahasa Indonesia menyangkut tiga hal, yakni pelafalan huruf, pelafalan singkatan, dan pelafalan kata. Pelafalan huruf dapat diamati pada buku Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan.

a. Pelafalan Singkatan
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia.
Singkatan                  Lafal Tidak Baku                  Lafal Baku
AC                              a-se                                          a-ce
BBC                            be-be-se/ bi-bi-si                      be-be-ce
ICCU                          ai-si-si-yu                                 i-ce-ce-u
IGGI                            ai-ji-ji-ai                                   i-ge-ge-i
IUD                             ai-yu-di                                    i-u-de
LNG                            el-en-ji                                     el-en-ge
LPG                            el-pi-ji                                      el-pe-ge
TV                               ti-vi                                          te-ve
MTQ                           em-te-kyu                                em-te-ki

Singkatan kata-kata bahasa asing yang berupa akronim dan bersifat internasional tidak dilafalkan dengan lafal Indonesia, tetapi dilafalkan seperti lafal asli bahasanya (Arifin, 1986:66).
Kata                            Lafal Tidak Baku                  Lafal Baku
UNESCO                    u nes co                                    yu nes ko
UNICEP                     yu ni cep                                   yu ni syef
SEA GAMES              se a ga mes                               si geyms

b. Pelafalan Kata
Sebagaimana yang diungkapkan di depan bahwa pengucapan kata bagi kebanyakan orang Indonesia, yang dwibahasawan ini, dipengaruhi oleh logat atau dialek bahasa ibunya. Untuk itu, agar Anda sebagai guru tidak terpengaruh hal itu, berikut ini disajikan beberapa contoh pengucapan kata. Sumber yang baik untuk pengucapan kata ini adalah KBBI.
Kata                            Lafal Tidak Baku                  Lafal Baku
teras (‘inti’)                  teras                                         t«ras
peka                            p«ka                                       peka
peta                             peta                                          p«ta
tebar                            t«bar                                       tebar
senjang                        s«njang                                   senjang
esa                               esa                                           «sa
teknik                          tekhnik, tehnik                          teknik
subjek                          subyek                                     subjek
baik                             baik                                          baI?
pendidikan                   p«ndidi?an                            p«ndidikan
perbankan                    p«rbangan                               p«rbankan
»»  BACA SELENGKAPNYA...