Madrasah Tsanawiyah AN NUR Bululawang sebagai induk Sub-Rayon AN NUR Bululawang siap menyambut tuntutan Inovasi dunia pendidikan .. informasi selengkapnya tentang perkebangan madrasah kita ini dapat di baca di MTs AN NUR Bululawang sebagai madrasah Inovator
»» BACA SELENGKAPNYA...
INOVASI DUNIA PENDIDIKAN
CERMIN MADRASAH UNGGULAN DAN TERPERCAYA
Rabu, 24 Januari 2018
Senin, 07 Mei 2012
PERANGKAT PROGRAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS
Pada edisi kali ini tim kurikulum MTs AN NUR Bululawang Malang mencoba menyajikan editorial program pembelajaran Alqur'an Hadits kelas VII, VIII, dan IX. kiranya sajian ini dapat dijadikan pustaka bandingan bagi sahabat-sahabat guru mata pelajaran Alqur'an Hadits yang super. Sajian ini dapat didownload secara langsung dan gratis di bawah ini:
Kelas VII :
Kelas VIII
Kelas VII :
Kelas VIII
Minggu, 06 Mei 2012
AN NUR BULULAWANG : EDUCATION WORLD IN FRONT ROW
Observing
the development of education, we would not simply measure how much the
level of academic achievement and skill that has been achieved by the
learner. But the cultivation of the values of faith and piety is deemed necessary to be placed as the first and main goal in education.This is in line with the assertion of Prof.. Dr. Imam
Suprayogo (UIN Rector Maulana Malik Ibrahim Malang) in a scientific
oration at the graduation ceremony with the MI-MTs-MA-Junior-Senior High
School AN NUR Bululawang Malang.Describe even the rector of the manipulator-manipulator that state money does not mean they are not smart and intelligent. They have the skill, intelligence and skill (skill) is quite adequate. Why so?"This is what must be answered by the world of education"From
the description above, it is probably not too wrong when the author
concludes that one answer would lead to the importance of equipping
students with the planting of the values of faith and piety in an
adequate scale. So
that, in turn, an educational institution will produce graduates who
are skilled and intelligent and have a skill that can be relied upon but
a just and civilized humanity, and social justice in the Religion of
Islam known as "Akhlaqul Karimah"On the other hand, Prof. Dr. Suprayogo
Imam emphasized that the phenomenon is in UIN Malang Maulana Malik
Ibrahim, the majority of the best graduates in the UIN Malang, of them
come from the department of physics, mathematics, economics, etc.,
nearly of the whole thing memorized the Qur'aan. This fact is at least denied that the presentation of religious education, will hinder students' academic achievement.Presumably,
the above assumption was inappropriate for direnung repeated by all
observers of the world of education, especially the parents in guiding
their children to educational institutions that are considered
appropriate to be an option.Finally,
this scientific study is a consideration for Civitas Academic AN NUR
Bululawang the postscript on the front lines of education
Sabtu, 05 Mei 2012
PENGGUNAAN EJAAN DAN PELAFALAN
Aspek kebahasaan yang diisyaratkan oleh Kurikulum 2004:
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah
Pertama dan Madrasah Tsanawiyah meliputi materi dengan urutan sebagai
berikut: pelafalan; pembentukan kata; pemilihan kata; pemakaian istilah;
pembentukan frase; penggunaan struktur kalimat; kebenaran isi kalimat;
kelogisan kalimat; penggunaan penghubung antarfrase, antarkalimat, dan
antarparagraf; penulisan kalimat; pengembangan paragraf; penulisan judul; serta
penggunaan ejaan dan tanda baca. Sekilas materi tersebut tidak terklasifikasi
berdasarkan sudut pandang tertentu. Oleh karena itu, agar mudah dipahami dan
ruang lingkupnya lebih memadai, penyajiannya dalam modul ini dikelompokkan ke dalam
enam bagian dengan urutan penyajian berikut: (a) penggunaan ejaan dan
pelafalan, (b) pembentukan kata, (c) pemilihan kata dan pemakaian istilah, (d)
struktur kalimat dan pembentukan frase, (e) penyusunan kalimat efektif, dan (f)
pengembangan paragraf.
A. Penggunaan Ejaan dan Pelafalan
1. Penggunaan
Ejaan
Ada
yang menganggap bahwa ejaan itu adalah pelafalan kata. Ada pula yang mengatakan
bahwa ejaan itu mengacu kepada bagaimana mengeja huruf-huruf. Bagaimana menurut
Anda? Benarkah pernyataan tersebut? Ya, tentu tidak benar. Untuk meyakinkan
jawaban itu, perhatikan kutipan berikut.

Sejak ayahnya pergi untuk selama-lamanya pada bulan Ap-
ril tahun lalu, keluarga itu selalu kekurangan bahan makan-
an. Meskipun kakak ibunya berusaha menolong ....
Ketika
salah seorang di antara sejawat Anda, kita minta membacakan kalimat pertama
tulisan tersebut dengan wajar, akan kita dengarkan ucapannya “Sejak ayahnya
pergi untuk selama-lamanya pada bulan April tahun lalu, keluarga itu selalu
kekurangan bahan makanan.” Kata April
tidak dibacanya ap lalu ril dengan sendi (perhentian sejenak)
antara ap dan ril, tetapi a lalu pril dengan sendi
setelah a bukan ap. Hal yang sama terjadi pada pengucapan makanan.
Kata itu tidak dicapkan ma sendi kan sendi an, tetapi ma
sendi ka sendi nan. Mengapa demikian? Salahkah penulisan April
di atas, yang dipisahkan antara p dan r serta makanan, yang
dipenggal setalah n yang pertama? Jawabannya tidak. Pemenggalan keduanya
benar dan pengucapan kawan Anda tadi juga benar. Justru itulah bukti bahwa
ejaan tidak menyangkut pelafalan kata. Ejaan menyangkut cara penulisan. Ejaan
adalah aturan atau cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan
manggunakan huruf dan tanda baca (Depdikbud, 1995:10). Dengan demikian, cara
penulisan atau ejaan yang digunakan pada kutipan di atas benar.
Sekarang coba Anda kerjakan latihan
di bawah ini sesuai dengan perintahnya.

A. Garis
bawahi penulisan atau pembentukan kata dan istilah berikut yang salah!
binausaha, dutabesar,
jasamarga, kantorpos, kerjasama, kotakpos, serahterima, atlit, tandatangan,
tanggungjawab, terimakasih, ujicoba, dari pada, barang kali, pada hal, bila
mana, apa bila, bumi putra, segi tiga, antar anggota, antar RT, catur wulan,
maha bijaksana, Tuhan Mahaesa, non teknis, bertanggung-jawab, diantara, dimana,
menyebarluas, diserah terimakan, kemana, wargapun, tidak satu kalipun, apapun,
per-hari, kemanapun, per-Januari, satu persatu datang, tiga per sepuluh,
kaunasehati, lima sentimeter, 5.000 an, ke X, ke 7, Sudibyo SH, Mohamad AS,
a/n., d.k.k., dll, D.P.R.D., 5 cm., Perihal: Undangan Rapat., Prof. Dr. Hanan
Usman M.Si., pukul 10.00-13.15, analisa,
aktifitas, ambulan, anti klimak, asesoris, enerji, tarjet, erobik,
formatir, formil, netron, frekwensi,
hidrolik, hiper sensitif, hirarki, infra merah, intra molekular, kleptomani,
kondite, konggres, koordinir, legalisir, mass media, minimum, monarkhi,
obyektif, otomatis, poli teknik, prosentase, semi final, sistim, sub unit,
taxi, team, tehnik, ultra violet, uni
lateral, varitas.

B. Tulis
B bila penulisan berikut benar dan S bila salah! Bila Jawaban Anda S, tunjukkanlah bagian yang
salah tersebut dan berikanlah alasannya.
1. (...)
Penyerahan formulir pendaftaran selambat-lam- batnya dilakukan 10 hari setelah
pengumuman ini.
2. (...)
Keinginan saudara belum dapat kami penuhi, karena ada beberapa persyaratan yang
belum lengkap.
3. (...)
Kepada
Yth. Bpk. Soedarmo
Jalan Kresno 43A
Magetan.
4. (...)
Kegiatan ini memiliki 3 tujuan:
1. Memberikan pengetahuan tentang
Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa
Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai Bahasa Indonesia.
5. (...)
Tujuan kegiatan ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang
Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa
Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai Bahasa Indonesia.
Bagaimana? Adakah keraguan sewaktu Anda
harus menjawabnya? Ada berapa banyak yang Anda ragukan? Nah, sekarang Anda
dapat mencocokkan yang Anda kerjakan dengan kunci di bawah ini.

Kunci jawaban A
bina usaha, duta besar, jasa
marga, kantor pos, kerja sama, kotak pos, serah terima, atlet, tanda tangan,
tanggung jawab, terima kasih, uji coba, daripada, barangkali, padahal,
bilamana, apabila, bumiputra, segitiga, antaranggota, antar-RT, caturwulan,
mahabijaksana, Tuhan Maha Esa, nonteknis, bertanggung jawab, di antara, di
mana, menyebar luas, diserahterimakan, ke mana, warga pun, tidak satu kali pun,
apa pun, per hari, ke mana pun, per Januari, satu per satu datang, tiga
persepuluh, kaunasihati, 5 sentimeter, 5.000-an, X, ke-7, Sudibyo, S.H.,
Mohamad A.S., a.n., dkk., dll., DPRD, 5 cm, Hal: Undangan rapat, Prof. Dr.
Hanan Usman, M.Si., pukul 10.00—13.15, analisis, aktivitas, ambulans, antiklimaks, aksesoris,
energi, target, aerobik, formatur, formal, neutron, frekuensi, hidraulik, hipersensitif,
hierarki, inframerah, intramolekular, kleptomania, konduite, kongres,
koordinasi, legalisasi, media massa, minimal, monarki, objektif, automatis,
politeknik, persentase, semifinal, sistem, subunit, taksi, tim, teknik,
ultraviolet, unilateral, varietas.
Kunci
jawaban B
1. S 2. S 3.S 4.S 5.S
Hitunglah ada berapa persen Anda dapat
menjawab dengan benar? Lakukanlah refleksi diri terhadap hal itu. Apakah selama
ini saya telah memperhatikan penggunaan ejaan dengan baik? Apakah saya merasa
bahwa ejaan itu penting? Apakah saya juga telah mengetahui tentang banyak hal
yang belum saya ketahui? Apakah selama ini saya telah mengajarkan atau
memberitahukan hal itu kepada murid-murid? Apakah saya peduli terhadap ejaan
yang digunakan murid-murid?
Pembahasan bagian A dan beberapa bagian
B dapat lihat di belakang. Untuk saat ini, pembahasan akan difokuskan pada
latihan B soal nomor 4. Dalam pembahasan ini digunakan angka urut (1).
Di mana atau bagian apa letak kesalahan
penulisan pada soal itu?
(1) Kegiatan ini memiliki 3 tujuan:
1. Memberikan pengetahuan tentang
Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai Bahasa Indonesia.
Bila Anda cermati, ada
beberapa kesalahan penulisan pada (1): penulisan bilangan, penggunaan huruf
kapital pada awal rincian, penggunaan tanda titik pada akhir setiap rincian,
dan penulisan kata.
Bilangan tersebut
seharusnya dituliskan dengan huruf karena menyatakan jumlah dan tidak lebih
dari dua kata. Meskipun terdapat rincian di belakang bilangan tersebut, pada
rincian itu tidak terdapat bilangan yang menyatakan jumlah yang mengacu pada
penjumlahan bilangan terdahulu.
Penggunaan huruf
kapital pada awal kata memberikan, membekali, dan menanamkan juga
tidak tepat karena masing-masing kata tersebut tidak mengawali kalimat.
Bukankah sebelum rincian itu terdapat tanda titik dua, bukan titik? Karena
ketiga rincian tersebut merupakan satu kesatuan dengan bagian kalimat
sebelumnya, tidaklah tepat tanda titik digunakan pada setiap akhir rincian,
kecuali untuk rincian yang terakhir sebab bagian itu mengakhiri kalimat. Lalu,
tanda apa yang seharusnya digunakan untuk mengakhiri rincian yang pertama dan
kedua? Tanda yang tepat adalah titik koma sebab kedua bagian kalimat tersebut
berupa klausa.
Di samping itu, masih
pula terdapat penulisan kata yang kurang benar, yakni penggunaan huruf kapital
pada awal kata bahasa pada rincian pertama dan ketiga serta penulisan ketrampilan
yang seharusnya keterampilan. Dengan demikian, kalimat di atas
seharusnya dituliskan sebagai berikut.
(1a) Kegiatan ini
memiliki tiga tujuan:
1. memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa
Indonesia;
3. menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai bahasa Indonesia.
Haruskah kita tambahkan dan di
belakang tanda titik koma rincian kedua karena jumlah rincian seluruhnya lebih
dari dua sehingga penulisannya menjadi seperti (2) berikut?
(2) Kegiatan ini memiliki tiga
tujuan:
1. memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa
Indonesia; dan
3. menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai bahasa Indonesia.
Jawabannya
tidak. Hal itu terjadi karena penulisan rincian tersebut ditata dalam bentuk
senarai (daftar), kecuali bila kita menuliskan rincian secara langsung di
belakang tanda titik dua, bukan dalam bentuk senarai. Penulisan yang dimaksud
yang terlihat pada (2a) berikut.
(2a) Kegiatan
ini memiliki tiga tujuan: 1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia; dan 3. menanamkan nilai dan
sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Bila kita tuliskan rincian itu seperti (2a), masih juga terdapat
penulisan bilangan yang kurang tepat. Mengapa demikian? Yang pertama adalah
adanya tanda titik, yang dapat mangisyaratkan suatu akhir kalimat atau suatu
singkatan. Padahal, keduanya tidak berlaku pada kalimat itu. Yang kedua,
seandainya di belakang nomor urut itu diletakkan angka ratusan yang menyatakan
jumlah kata benda yang mengikutinya, bilangan itu akan menimbulkan makna yang
berlainan, seperti pada (3) berikut.
(3) Panitia PON akan
membagikan 360 medali: 1.120 medali emas, 2.120 medali perak, dan 3.120 medali
perunggu.
Oleh karena itu, bilangan
yang menyatakan urutan rincian tersebut sebaiknya dituliskan di antara tanda
kurung tanpa diakhiri tanda titik, seperti pada (3a) atau urutan itu dapat
dinyatakan dengan urutan alfabetis huruf kecil, seperti pada (3b) berikut.
(3a) Panitia
PON akan membagikan 360 medali: (1) 120 medali emas, (2) 120 medali perak, dan
(3) 120 medali perunggu.
(3b) Panitia
PON akan membagikan 360 medali: (a)120 medali emas, (b) 120 medali perak, dan
(c) 120 medali perunggu.
Berdasarkan hal itu, kalimat
(2a) seharusnya dituliskan sebagaimana yang terdapat pada (2b) berikut.
(2b) Kegiatan
ini memiliki tiga tujuan: (1) memberikan pengetahuan tentang bahasa
Indonesia;(2) membekali keterampilan berbahasa Indonesia; dan (3) menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai
bahasa Indonesia.
Namun, penulisan (2b)
bukanlah penulisan yang benar sebab (a) rincian yang ada tidak dituliskan
dalam bentuk senarai dan (b) dalam rincian tersebut tidak terdapat
rincian lain yang lebih kecil yang menggunakan tanda koma. Oleh karena itu,
tanda baca yang digunakan pada akhir rincian pertama dan kedua adalah koma, bukan
titik koma. Penulisan yang benar dapat diamati pada (2c) berikut.
(2c) Kegiatan
ini memiliki tiga tujuan: (1) memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia,
(2) membekali keterampilan berbahasa Indonesi, dan (3) menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai
bahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas,
bagaimanakah penulisan kalimat yang mengandung rincian berikut?
(4)
Tujuan kegiatan ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang
Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa
Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai Bahasa Indonesia.
(5) Kegiatan ini memiliki 3 (tiga) tujuan:
1. Memberikan pengetahuan tentang
Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa
Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai Bahasa Indonesia.
(6) Kegiatan ini diarahkan untuk:
1. Memberikan pengetahuan tentang
Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa
Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai Bahasa Indonesia.
(7) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Memberikan pengetahuan tentang
Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa
Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai Bahasa Indonesia.
Anda pasti telah mengetahuinya bahwa kesalahan pada (4), (5), dan (6) di antaranya terdapat pada penulisan huruf kapital pada awal masing-masing rincian serta penulisan kata seperti yang telah dibicarakan di atas. Nah, selanjutnya, Anda pasti juga akan mengatakan bahwa tanda titik di belakang rincian pertama dan kedua seharusnya diganti dengan titik koma. Bagus sekali! Namun, bila hanya itu yang Anda lakukan, hasilnya belum tepat.
Pada (4) tanda titik dua tidak tepat. Tanda itu seharusnya dihilangkan sehingga penulisannya yang benar seperti yang tertera pada (4a).
(4a)
Tujuan kegiatan ini adalah
1. memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa
Indonesia;
3. menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai bahasa Indonesia.
Bilangan pada kalimat (5) tidak seharusnya dituliskan dengan angka dan huruf sekaligus dalam suatu teks seperti itu. Penulisan angka dan huruf sekaligus dibenarkan hanya di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Untuk itu, (5) seharusnya dituliskan seperti (1a) di atas.
Pada (6) tanda
titik dua tidak tepat, seperti halnya (4) di atas. Tanda titik dua di atas
tidak digunakan untuk membatasi bagian kalimat yang sudah lengkap klausanya.
Oleh karena itu, kalimat (6) seharusnya ditulis seperti (6a) berikut.
(6a)
Kegiatan ini diarahkan untuk
1. memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa
Indonesia;
3. menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai bahasa Indonesia.
Bila tanda baca titik dua
ingin digunakan, tambahkan frase yang dapat melengkapi klausa tersebut, seperti
pada (6b) berikut.
(6b)
Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal berikut:
1. memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa
Indonesia;
3. menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai bahasa Indonesia.
Di samping
persoalan penulisan kata bahasa dan keterampilan yang menyebabkan
kesalahan pada (7), tampaknya, kesalahan lain tidak ada. Huruf kapital pada
awal masing-masing rincian sudah tepat karena tanda baca yang mengawalinya
adalah titik, baik pada akhir pernyataan sebelum rincian pertama maupun akhir
rincian pertama dan kedua, sehingga perubahan penulisan (7) menghasilkan (7a)
berikut.
(7a)
Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Memberikan pengetahuan tentang
bahasa Indonesia.
2. Membekali keterampilan berbahasa
Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk
mencintai Bahasa Indonesia.
Dengan demikian, baik (7)
maupun (7a) terdiri atas empat kalimat.
Bila (7a)
dicermati lebih jauh, ternyata hanya kalimat pertamalah (pernyataan awal) yang
merupakan kalimat sempurna sebab ketiga kalimat rincian itu bukanlah kalimat sempurna.
Ketiganya hanyalah klausa yang tidak bersubjek. Oleh karena itu, penulisan (7a)
tetap salah. Untuk mengatasi hal itu, keempatnya harus digabungkan sehingga
menjadi sebuah kalimat, seperti yang tertera pada (6b) di atas.
Cara lain yang
dapat ditempuh adalah menyempurkan ketiga klausa pada (7a) menjadi kalimat
dengan menambahkan subjek, seperti yang terlihat pada (7b) berikut.
(7b) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
1.
Kegiatan ini memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia.
2.
Kegiatan ini membekali keterampilan berbahasa Indonesia.
3. Kegiatan ini menanamkan nilai dan
sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
Meskipun (7b) dari segi penulisannya
benar, dari segi kepaduannya, kalimat-kalimat tersebut kurang baik. Oleh karena
itu, wajar bahwa bentuk (6b) yang dianjurkan untuk mengatasi kesalahan
penulisan pada (7).
Demikian, pengantar awal ini. Semoga Anda lebih berhati-hati dalam
menulis sekaligus Anda dapat menerapkannya. Selanjutnya, Andalah yang menjadi
pelopor dalam (a) membina ketertiban dalam penulisan kata dan pemakaian tanda
baca, (b) usaha pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh, dan (c) mendorong
pengembangan bahasa Indonesia. Semoga.
Selanjutnya, untuk mengetahui secara pasti persoalan pada
perlatihan bagian « dan sekaligus mengingatkan pemahaman
Anda tentang berbagai aturan penulisan secara lebih kuas, uraian berikut ini
dapat Anda cermati. Bila dirangkumkan, permasalahan yang ada tersebut
menyangkut (a) penulisan kata, yang meliputi penulisan gabungan kata, penulisan
kata depan, penulisan partikel, penulisan kata ganti, serta penulisan angka dan
lambang bilangan dan (b) pemakaian tanda baca, yang meliputi pemakaian tanda
titik, pemakaian tanda koma, pemakaian tanda titik koma, pemakaian tanda titik
dua, pemakaian tanda hubung, dan pemakaian tanda pisah.
a. Penulisan Kata
1) Penulisan Gabungan Kata
a) Gabungan kata
–termasuk kata majemuk– bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Salah
daurulang
dutabesar
kantorpos
kerjasama
kotakpos
rumahsakit
sandangpangan
serahterima
tandatangan
tanggungjawab
tatasurya
terimakasih
ujicoba
weselpos
|
Benar
daur ulang
duta besar
kantor pos
kerja sama
kotak pos
rumah sakit
sandang pangan
serah terima
tanda tangan
tanggung jawab
tata surya
terima kasih
uji coba
wesel pos
|
b) Gabungan
kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus dituliskan
serangkai.
Salah
dari pada
barang kali
pada hal
bila mana
apa bila
segi tiga
|
Benar
daripada
barangkali
padahal
bilamana
apabila
segitiga
|
c) Gabungan
kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang
mengandung arti penuh dituliskan serangkai.
Salah
a moral
antar anggota
antar RT
catur wulan
maha bijaksana
Tuhan Mahaesa
non teknis
non RRC
pasca panen
peri laku
sub unit
tuna wicara
|
Tidak Dianjurkan
a-moral
antar-anggota
antarRT
catur-wulan
maha-bijaksana
Tuhan Maha-Esa
non-teknis
nonRRC
pasca-panen
peri-laku
sub-unit
tuna-wicara
|
Benar
amoral
antaranggota
antar-RT
caturwulan
mahabijaksana
Tuhan Maha Esa
nonteknis
non-RRC
pascapanen
perilaku
subunit
tunawicara
|
d) Awalan
atau akhiran yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai dengan
unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.
Salahbertanggungjawab, bertanggung-jawab
menyebarluas,
menyebar-luas
tercampuraduk,
tercampur-aduk
tandatangani,
tanda-tangani
serahterimakan,
serah-terimakan
|
Benar
bertanggung jawab
menyebar luas
tercampur aduk
tanda tangani
serah terimakan
|
e) Awalan
dan akhiran sekaligus yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai
seluruhnya.
Salah
pertanggung jawaban
menyebar luaskan
pencampur adukan
ditanda tangani
diserah terimakan
|
Tidak Dianjurkan
pertanggung-jawaban
menyebar-luaskan
pencampur-adukan
ditanda-tangani
diserah-terimakan
|
Benar
pertanggungjawaban
menyebarluaskan
pencampuradukan
ditandatangani
diserahterimakan
|
2) Penulisan Kata
Depan
Kata depan ditulis
terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Salah
diantaranya
disekitar
dimana
kemana
kesana kemari
kesamping
dibawah
|
Benar
di antaranya
di sekitar
di mana
ke mana
ke sana kemari
ke samping
di bawah
|
3) Penulisan Partikel
a) Partikel
pun setelah kata benda, kata kerja, kata depan, atau kata bilangan
dituliskan terpisah karena pun yang seperti itu merupakan suatu kata
utuh yang mempunyai makna penuh.
Salah
sayapun
satu kalipun
apapun
datangpun
ke manapun
|
Benar
Saya pun
satu kali pun
apa pun
datang pun
ke mana pun
|
b) Partikel
pun yang terdapat pada kata penghubung dituliskan serangkai karena
dianggap padu benar.
Salah
ada pun
andai pun
bagaimana pun
biar pun
kalau pun
atau pun
kendati pun
meski pun
sungguh pun
walau pun
sekali pun (yang
berarti ‘walau’)
|
Benar
adapun
andaipun
bagaimanapun
biarpun
kalaupun
ataupun
kendatipun
meskipun
sungguhpun
walaupun
sekalipun
|
c) Partikel
per yang berarti mulai, demi, dan tiap dituliskan terpisah
dari bagian kalimat yang mendampinginya.
Salah
per-Januari
satu persatu, satu
per-satu
perhari, per-hari
|
Benar
per Januari
satu per satu
per hari
|
d) Per yang
merupakan bagian bilangan pecahan dituliskan serangkai.
Salah
tiga per sepuluh
tujuh dua per tiga
|
Benar
tiga persepuluh
tujuh dua pertiga
|
4) Penulisan Kata Ganti
Kata ganti orang aku, kamu, engkau, atau
dia yang dipendekkan menjadi ku, mu, kau, atau nya (disebut
klitik) dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya atau yang
diikutinya.
Salah
ku katakan
proposal ku
laporan mu
kau nasihati
hidup nya
|
Benar
kukatakan
proposalku
laporanmu
kaunasihati
hidupnya
|
5) Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
a) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan ukuran
(panjang, luas, isi, berat), satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk
menandai nomor jalan, rumah, dan kamar pada alamat yang bukan pada dokumen
resmi.
Salah
lima sentimeter
sepuluh meter
persegi
dua puluh tiga
liter
enam puluh kilogram
dua jam sepuluh
menit
tujuh ribu rupiah
Jalan Karah Empat
Nomor tiga puluh
sembilan
|
Benar
5 sentimeter, 5 cm
10 meter persegi,
10 m2
23 liter, 23 l
60 kilogram, 60 kg
2 jam 10 menit
Rp7.000,00
Jalan Karah IV
Nomor 39
|
b) Bilangan yang menunjukkan jumlah dituliskan dengan huruf bila dapat
dinyatakan tidak lebih dari dua kata, kecuali yang menunjukkan rincian
dituliskan dengan angka.
Salah
Hari ini 3 karyawan
....
... memerlukan 17
bus.
... enam pria dan
tiga wanita.
30 lurah dihadirkan
.... *
21 pesawat ....
*
Dua puluh satu
pesawat ....
|
Benar
Hari ini tiga
karyawan ....
... memerlukan
tujuh belas bus.
... 6 pria dan 3
wanita.
Tiga puluh lurah
dihadirkan ....
... 21 pesawat ....
Sebanyak 21 pesawat
....
|
Catatan: *Karena awal
kalimat harus menggunakan huruf kapital, angka tidak boleh dituliskan
pada awal kalimat.
c) Bilangan yang mendapatkan akhiran –an dituliskan serangkai
dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau digunakan tanda hubung (-) bila dinyatakan
dengan angka.
Salah
... 5.000 an ....
... angkatan 60 an
...
|
Benar
... 5.000-an ...,
... lima ribuan ....
... angkatan 60-an
..., ... angkatan enam puluhan ....
|
d) Kata bilangan tingkat dituliskan serangkai dengan unsur yang
terdekat bila dinyatakan dengan huruf, dituliskan dengan tanda hubung (-) bila
dinyatakan dengan angka arab, atau dapat dinyatakan dengan angka romawi.
Salah
ke dua belas
ke X
ke 7
|
Benar
kedua belas, ke-12,
XII
kesepuluh, ke-10, X
ketujuh, ke-7, VII
|
e) Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi,
wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Contoh
Telah dijual sebidang tanah seluas 145
m2 (seratus empat puluh lima meter persegi) dengan harga
Rp29.000000,00 (dua puluh sembilan juta rupiah).
Pada hari ini Senin, 22 Juli 2002 (dua
puluh dua Juli dua ribu dua) telah menghadap Saudara Hambali Sarjana Hukum ....
b. Pemakaian Tanda
Baca
1) Pemakaian Tanda Titik
a) Tanda titik digunakan untuk (a) singkatan gelar, (b) singkatan nama
orang, (c) singkatan kata yang menggunakan huruf kecil, serta (d) angka yang
menyatakan jumlah untuk memisahkan
ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Salah
Sudibyo SH, Sudibyo
S.H
Mohamad AS,
Mohamad.AS, Mohamad A.S
an, an., a/n, a/n.
da, da., d/a, d/a.
ub, ub., u/b, u/b.
sd, sd., s/d, s/d.
up, up., u/p, u/p.
d.k.k., dkk
d.l.l., dll
d.s.b., dsb
t.s.b, tsb
12000 orang
|
Benar
Sudibyo, S.H.
Mohamad A.S.
a.n.
d.a.
u.b.
s.d.
u.p.
dkk.
dll.
dsb.
tsb.
12.000 orang
|
b) Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang
menggunakan huruf kapital seluruhnya, (b) singkatan lambang kimia, satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, (c) akhir judul bab/subbab,
ilustrasi, atau tabel, (d) akhir angka digit lebih dari satu angka, serta (e)
akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat,
atau alamat penerima surat.
Salah
D.P.R.D., DPRD.
cu. (cuprum)
5 cm.
5 kg.
Rp.5.000,00
A. Latar Belakang.
1.1.2. Masalah
Penelitian
Tabel 2 Frekuensi
Kehadiran.
Perihal: Undangan
Rapat.
Kepada
Yth. Sdr. Arqoma
Veda Carreza
Jalan Karah IV No.
39
Surabaya.
|
Benar
DPRD
cu
5 cm
5 kg
Rp5.000,00
A. Latar Belakang
1.1.2 Masalah
Penelitian
Tabel 2 Frekuensi
Kehadiran
Hal: Undangan rapat
Yth. Sdr. Arqoma
Veda Carreza
Jalan Karah IV No.
39
Surabaya
|
2) Pemakaian Tanda
Koma
a) Tanda koma digunakan untuk (a) perincian yang lebih dari dua unsur,
(b) setelah nama orang yang diikuti gelar, (c) setelah klausa pertama pada
kalimat majemuk setara berlawanan, (d) setelah anak kalimat yang mendahului
induk kalimat pada kalimat majemuk bertingkat, (e) setelah kata atau ungkapan
penghubung antarkallimat, (f) pemisah alamat yang ditulis berurutan, serta (g)
mengapit keterangan tambahan.
Salah
... lurah, camat
dan bupati.
30 wanita, dan 20
pria.
Prof. Dr. Hanan
Usman M.Si.
... melainkan ....
Karena ... ia tidak
....
Oleh karena itu
penyelesaian ....
Jalan Kresno 43
Tambran, Magetan
Megawati, Presiden
Republik
Indonesia ke-5 mengharapkan ....
|
Benar
... lurah, camat,
dan bupati.
30 wanita dan 20
pria.
Prof. Dr. Hanan
Usman, M.Si.
..., melainkan ....
Karena ..., ia
tidak ....
Oleh karena itu,
penyelesaian ....
Jalan Kresno 43,
Tambran, Magetan
Megawati, Presiden
Republik
Indonesia ke-5, mengharapkan ....
|
b) Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului
induk kalimat.
Salah
Kami ..., karena
....
Tim ..., agar ....
|
Benar
Kami ... karena
....
Karena ..., kami
....
Tim ... agar ....
Agar ..., tim ....
|
3) Pemakaian Tanda
Titik Koma
Tanda titik koma digunakan untuk (a) memisahkan klausa dalam kalimat
majemuk setara yang tidak menggunakan
kata penghubung, (b) membedakan perincian yang lebih kecil, yang
menggunakan tanda koma, dan (b) perincian yang berupa klausa yang ditulis dalam
suatu senarai (daftar).
Salah
Saya bekerja, kakak
beristirahat.
Tanda titik
tidak digunakan untuk singkatan umum yang mengguna-kan huruf kapital
seluruhnya, singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang, akhir judul bab/ subbab, ilustrasi, atau tabel, akhir angka digit
lebih dari satu angka, serta akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat,
lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.
Tanda titik
tidak digunakan untuk
(a)
singkatan umum
yang menggunakan huruf kapital seluruhnya,
(b)
singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang,
(c)
akhir judul
bab/subbab, ilustrasi, atau tabel,
(d)
akhir angka digit
lebih dari satu angka, dan
(e)
akhir tanggal
surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat
penerima surat.
|
Benar
Saya bekerja; kakak
beristirahat.
Saya bekerja dan
kakak beristirahat.
Tanda titik
tidak digunakan untuk singkatan umum yang mengguna-kan huruf kapital
seluruhnya; singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang; akhir judul bab/ subbab, ilustrasi, atau tabel; akhir angka digit
lebih dari satu angka; serta akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat,
lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.
Tanda titik
tidak digunakan untuk
(a)
singkatan umum
yang menggunakan huruf kapital seluruhnya;
(b)
singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang;
(c)
akhir judul
bab/subbab, ilustrasi, atau tabel;
(d)
akhir angka digit
lebih dari satu angka;
(e)
akhir tanggal
surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat
penerima surat.
|
4) Pemakaian Tanda Titik Dua
Tanda titik
dua digunakan untuk memisahkan rincian yang mengikuti klausa lengkap.
Salah
Tanda titik
tidak digunakan untuk:
(a)
singkatan umum
yang menggunakan huruf kapital seluruhnya;
(b)
singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang;
(c)
akhir judul
bab/subbab, ilustrasi, atau tabel.
|
Benar
Tanda titik
tidak digunakan untuk hal-hal berikut:
(a)
singkatan umum
yang menggunakan huruf kapital seluruhnya;
(b)
singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang;
(c)
akhir judul
bab/subbab, ilustrasi, atau tabel.
|
5) Pemakaian Tanda Hubung
Tanda hubung digunakan untuk (a) menyatakan kata ulang, (b) pengimbuhan
terhadap kata yang ditulis dengan huruf kapital atau angka, dan (c) pemenggalan
kata.
Salah
ragu2
berKTP
pada 1970an
... meluka-
i.
... mempelaja-
ri sesuatu
... di antaranya i-
kan dan beras.
... mengingin
kan sesuatu
... selambat-lam-
batnya
|
Benar
ragu-ragu
ber-KTP
pada 1970-an
... melu-
kai.
... mempela-
jari sesuatu
... di antaranya
ikan dan beras.
... mengi-
nginkan sesuatu
... selambat-
lambatnya
|
6) Pemakaian Tanda
Pisah
Tanda pisah digunakan untuk (a) membatasi keterangan tambahan dan (b)
menyatakan jarak yang berartikata sampai dengan. Tanda pisah dapat
digantikan dengan tanda hubung rangkap.
Salah
Gabungan
kata termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Waktu:
pukul 10.00-13.15
Waktu: pukul 10.00
s/d 13.15
|
Benar
Gabungan kata –termasuk kata majemuk–
bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Gabungan kata, termasuk kata majemuk,
bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Waktu: pukul
10.00–13.15
Waktu: pukul
10.00--13.15
Waktu: pukul 10.00
s.d. 13.15
|
2. Pelafalan
Hingga saat ini usaha untuk membakukan lafal
dalam bahasa Indonesia terus dilakukan, namun hasilnya belum dapat dikatakan
optimal. Mengapa? Adanya diasistem pengucapan di dalam bahasa Indonesia
merupakan salah satu penyebabnya. Banyaknya bahasa daerah dengan berbagai logat
menjadikan semakin sulit mengharapkan pembakuan lafal bahasa Indonesia dapat
mencapai hasil yang optimal. Hal itu akan lebih terasa lagi, jika kita melihat
masuknya unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia yang semakin lama semakin
deras.
Sebenarnya, jika dilihat secara fonemis,
pengucapan kata yang sering mengganggu adalah yang menyangkut pelafalan bunyi
/e/ dan /«/. Dalam bahasa Indonesia keduanya
bersifat fonemis. Keduanya merupakan fonem yang berbeda. Karena itu, jika /«/ diucapkan /e/, sebagaimana yang sering kita dengarkan dari ucapan
saudara kita yang berasal dari Batak, misalnya, pelafalan itu akan teras
janggal. Halnya akan berbeda dengan pelafalan /o/ menjadi [O] atau [o], seperti kata toko, yang difalafkan [tOkO] oleh penutur
bahasa Indonesia dari Sunda. Perbedaan [o] dengan [O] dalam bahasa Indonesia tidak bersifat fonemis, yakni tidak bersifat
membedakan makna.
Acuan pengucapan ini telah dinyatakan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pada kamus itu, di samping termuat makna
leksikal suatu kata, terungkap pula cara pelafalannya, terutama yang menyangkut
lafal fonem /e/ dan /«/, serta
pemenggalan kata. Karena itu, kepada Anda, para guru, sangat dianjurkan untuk
memiliki dan sekaligus mencermatinya agar Anda dapat memberikan contoh
pengucapan yang benar kepada para siswa. Anda harus ingat bahwa pelafalan
memerlukan keterampilan tersendiri. Karena itu, untuk mendapatkan hasil yang
optimal, melatih diri secara terus-menerus merupakan jalan terbaik.
Lafal yang baik dalam bahasa Indonesia adalah
lafal (ucapan) yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat, atau ciri-ciri
lafal bahasa daerah (Depdikbud, 1995). Lafal bahasa Indonesia yang menampakkan
logat atau dialek bahasa tertentu tidak dapat memenuhi kriteria tersebut. Bagi
kebanyakan orang lafal yang demikian itu akan tampak ketika ucapan itu
didengarkan oleh penutur dari logat yang berbeda. Ketika menyampaikan makalah dalam suatu
seminar secara nasional, Anda berbahasa Indonesia yang sulit ditebak dari mana
asal daerah Anda, itu berarti bahwa lafal Anda adalah lafal bahasa Indonesia
yang baik. Lafal pembaca berita di TVRI, misalnya, dapat kita jadikan
contohnya.
Secara umum masalah pelafalan dalam bahasa
Indonesia menyangkut tiga hal, yakni pelafalan huruf, pelafalan singkatan, dan
pelafalan kata. Pelafalan huruf dapat diamati pada buku Pedoman Umum Ejaan
yang Disempurnakan.
a.
Pelafalan Singkatan
Singkatan kata (termasuk singkatan kata
asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia.
Singkatan Lafal Tidak Baku Lafal Baku
AC a-se a-ce
BBC be-be-se/
bi-bi-si be-be-ce
ICCU ai-si-si-yu i-ce-ce-u
IGGI ai-ji-ji-ai i-ge-ge-i
IUD ai-yu-di i-u-de
LNG el-en-ji el-en-ge
LPG el-pi-ji el-pe-ge
TV ti-vi te-ve
MTQ em-te-kyu em-te-ki
Singkatan kata-kata bahasa asing yang berupa
akronim dan bersifat internasional tidak dilafalkan dengan lafal Indonesia,
tetapi dilafalkan seperti lafal asli bahasanya (Arifin, 1986:66).
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
UNESCO u
nes co yu
nes ko
UNICEP yu
ni cep yu
ni syef
SEA GAMES se
a ga mes si
geyms
b.
Pelafalan Kata
Sebagaimana yang diungkapkan di depan bahwa
pengucapan kata bagi kebanyakan orang Indonesia, yang dwibahasawan ini,
dipengaruhi oleh logat atau dialek bahasa ibunya. Untuk itu, agar Anda sebagai
guru tidak terpengaruh hal itu, berikut ini disajikan beberapa contoh
pengucapan kata. Sumber yang baik untuk pengucapan kata ini adalah KBBI.
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
teras (‘inti’) teras t«ras
peka p«ka peka
peta peta p«ta
tebar t«bar tebar
senjang s«njang senjang
esa esa «sa
teknik tekhnik,
tehnik teknik
subjek subyek subjek
baik baik baI?
pendidikan p«ndidi?an p«ndidikan
perbankan p«rbangan p«rbankan
Langganan:
Postingan (Atom)