Aspek kebahasaan yang diisyaratkan oleh Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah meliputi materi dengan urutan sebagai berikut: pelafalan; pembentukan kata; pemilihan kata; pemakaian istilah; pembentukan frase; penggunaan struktur kalimat; kebenaran isi kalimat; kelogisan kalimat; penggunaan penghubung antarfrase, antarkalimat, dan antar paragraf; penulisan kalimat; pengembangan paragraf; penulisan judul; serta penggunaan ejaan dan tanda baca. Sekilas materi tersebut tidak terklasifikasi berdasarkan sudut pandang tertentu. Oleh karena itu, agar mudah dipahami dan ruang lingkupnya lebih memadai, penyajiannya dalam modul ini dikelompokkan ke dalam enam bagian dengan urutan penyajian berikut: (a) penggunaan ejaan dan pelafalan, (b) pembentukan kata, (c) pemilihan kata dan pemakaian istilah, (d) struktur kalimat dan pembentukan frase, (e) penyusunan kalimat efektif, dan (f) pengembangan paragraf.
A. Penggunaan Ejaan dan Pelafalan
1. Penggunaan Ejaan
Ada yang menganggap bahwa ejaan itu adalah pelafalan kata. Ada pula yang mengatakan bahwa ejaan itu mengacu kepada bagaimana mengeja huruf-huruf. Bagaimana menurut Anda? Benarkah pernyataan tersebut? Ya, tentu tidak benar. Untuk meyakinkan jawaban itu, perhatikan kutipan berikut.

Sejak ayahnya pergi untuk selama-lamanya pada bulan Ap-
ril tahun lalu, keluarga itu selalu kekurangan bahan makan-
an. Meskipun kakak ibunya berusaha menolong ....
Ketika salah seorang di antara sejawat Anda, kita minta membacakan kalimat pertama tulisan tersebut dengan wajar, akan kita dengarkan ucapannya “Sejak ayahnya pergi untuk selama-lamanya pada bulan April tahun lalu, keluarga itu selalu kekurangan bahan makanan.” Kata April tidak dibacanya ap lalu ril dengan sendi (perhentian sejenak) antara ap dan ril, tetapi a lalu pril dengan sendi setelah a bukan ap. Hal yang sama terjadi pada pengucapan makanan. Kata itu tidak dicapkan ma sendi kan sendi an, tetapi ma sendi ka sendi nan. Mengapa demikian? Salahkah penulisan April di atas, yang dipisahkan antara p dan r serta makanan, yang dipenggal setalah n yang pertama? Jawabannya tidak. Pemenggalan keduanya benar dan pengucapan kawan Anda tadi juga benar. Justru itulah bukti bahwa ejaan tidak menyangkut pelafalan kata. Ejaan menyangkut cara penulisan. Ejaan adalah aturan atau cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan manggunakan huruf dan tanda baca (Depdikbud, 1995:10). Dengan demikian, cara penulisan atau ejaan yang digunakan pada kutipan di atas benar.
Sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini sesuai dengan perintahnya.

A. Garis bawahi penulisan atau pembentukan kata dan istilah berikut yang salah!
binausaha, dutabesar, jasamarga, kantorpos, kerjasama, kotakpos, serahterima, atlit, tandatangan, tanggungjawab, terimakasih, ujicoba, dari pada, barang kali, pada hal, bila mana, apa bila, bumi putra, segi tiga, antar anggota, antar RT, catur wulan, maha bijaksana, Tuhan Mahaesa, non teknis, bertanggung-jawab, diantara, dimana, menyebarluas, diserah terimakan, kemana, wargapun, tidak satu kalipun, apapun, per-hari, kemanapun, per-Januari, satu persatu datang, tiga per sepuluh, kaunasehati, lima sentimeter, 5.000 an, ke X, ke 7, Sudibyo SH, Mohamad AS, a/n., d.k.k., dll, D.P.R.D., 5 cm., Perihal: Undangan Rapat., Prof. Dr. Hanan Usman M.Si., pukul 10.00-13.15, analisa, aktifitas, ambulan, anti klimak, asesoris, enerji, tarjet, erobik, formatir, formil, netron, frekwensi, hidrolik, hiper sensitif, hirarki, infra merah, intra molekular, kleptomani, kondite, konggres, koordinir, legalisir, mass media, minimum, monarkhi, obyektif, otomatis, poli teknik, prosentase, semi final, sistim, sub unit, taxi, team, tehnik, ultra violet, uni lateral, varitas.

B. Tulis B bila penulisan berikut benar dan S bila salah! Bila Jawaban Anda S, tunjukkanlah bagian yang salah tersebut dan berikanlah alasannya.
1. (...) Penyerahan formulir pendaftaran selambat-lam- batnya dilakukan 10 hari setelah pengumuman ini.
2. (...) Keinginan saudara belum dapat kami penuhi, karena ada beberapa persyaratan yang belum lengkap.
3. (...) Kepada
Yth. Bpk. Soedarmo
Jalan Kresno 43A
Magetan.
4. (...) Kegiatan ini memiliki 3 tujuan:
1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
5. (...) Tujuan kegiatan ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
Bagaimana? Adakah keraguan sewaktu Anda harus menjawabnya? Ada berapa banyak yang Anda ragukan? Nah, sekarang Anda dapat mencocokkan yang Anda kerjakan dengan kunci di bawah ini.

Kunci jawaban A
bina usaha, duta besar, jasa marga, kantor pos, kerja sama, kotak pos, serah terima, atlet, tanda tangan, tanggung jawab, terima kasih, uji coba, daripada, barangkali, padahal, bilamana, apabila, bumiputra, segitiga, antaranggota, antar-RT, caturwulan, mahabijaksana, Tuhan Maha Esa, nonteknis, bertanggung jawab, di antara, di mana, menyebar luas, diserahterimakan, ke mana, warga pun, tidak satu kali pun, apa pun, per hari, ke mana pun, per Januari, satu per satu datang, tiga persepuluh, kaunasihati, 5 sentimeter, 5.000-an, X, ke-7, Sudibyo, S.H., Mohamad A.S., a.n., dkk., dll., DPRD, 5 cm, Hal: Undangan rapat, Prof. Dr. Hanan Usman, M.Si., pukul 10.00—13.15, analisis, aktivitas, ambulans, antiklimaks, aksesoris, energi, target, aerobik, formatur, formal, neutron, frekuensi, hidraulik, hipersensitif, hierarki, inframerah, intramolekular, kleptomania, konduite, kongres, koordinasi, legalisasi, media massa, minimal, monarki, objektif, automatis, politeknik, persentase, semifinal, sistem, subunit, taksi, tim, teknik, ultraviolet, unilateral, varietas.
Kunci jawaban B
1. S 2. S 3.S 4.S 5.S
Hitunglah ada berapa persen Anda dapat menjawab dengan benar? Lakukanlah refleksi diri terhadap hal itu. Apakah selama ini saya telah memperhatikan penggunaan ejaan dengan baik? Apakah saya merasa bahwa ejaan itu penting? Apakah saya juga telah mengetahui tentang banyak hal yang belum saya ketahui? Apakah selama ini saya telah mengajarkan atau memberitahukan hal itu kepada murid-murid? Apakah saya peduli terhadap ejaan yang digunakan murid-murid?
Pembahasan bagian A dan beberapa bagian B dapat lihat di belakang. Untuk saat ini, pembahasan akan difokuskan pada latihan B soal nomor 4. Dalam pembahasan ini digunakan angka urut (1).
Di mana atau bagian apa letak kesalahan penulisan pada soal itu?
(1) Kegiatan ini memiliki 3 tujuan:
1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
Bila Anda cermati, ada beberapa kesalahan penulisan pada (1): penulisan bilangan, penggunaan huruf kapital pada awal rincian, penggunaan tanda titik pada akhir setiap rincian, dan penulisan kata.
Bilangan tersebut seharusnya dituliskan dengan huruf karena menyatakan jumlah dan tidak lebih dari dua kata. Meskipun terdapat rincian di belakang bilangan tersebut, pada rincian itu tidak terdapat bilangan yang menyatakan jumlah yang mengacu pada penjumlahan bilangan terdahulu.
Penggunaan huruf kapital pada awal kata memberikan, membekali, dan menanamkan juga tidak tepat karena masing-masing kata tersebut tidak mengawali kalimat. Bukankah sebelum rincian itu terdapat tanda titik dua, bukan titik? Karena ketiga rincian tersebut merupakan satu kesatuan dengan bagian kalimat sebelumnya, tidaklah tepat tanda titik digunakan pada setiap akhir rincian, kecuali untuk rincian yang terakhir sebab bagian itu mengakhiri kalimat. Lalu, tanda apa yang seharusnya digunakan untuk mengakhiri rincian yang pertama dan kedua? Tanda yang tepat adalah titik koma sebab kedua bagian kalimat tersebut berupa klausa.
Di samping itu, masih pula terdapat penulisan kata yang kurang benar, yakni penggunaan huruf kapital pada awal kata bahasa pada rincian pertama dan ketiga serta penulisan ketrampilan yang seharusnya keterampilan. Dengan demikian, kalimat di atas seharusnya dituliskan sebagai berikut.
(1a) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan:
1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Haruskah kita tambahkan dan di belakang tanda titik koma rincian kedua karena jumlah rincian seluruhnya lebih dari dua sehingga penulisannya menjadi seperti (2) berikut?
(2) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan:
1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia; dan
3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Jawabannya tidak. Hal itu terjadi karena penulisan rincian tersebut ditata dalam bentuk senarai (daftar), kecuali bila kita menuliskan rincian secara langsung di belakang tanda titik dua, bukan dalam bentuk senarai. Penulisan yang dimaksud yang terlihat pada (2a) berikut.
(2a) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan: 1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia; 2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia; dan 3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Bila kita tuliskan rincian itu seperti (2a), masih juga terdapat penulisan bilangan yang kurang tepat. Mengapa demikian? Yang pertama adalah adanya tanda titik, yang dapat mangisyaratkan suatu akhir kalimat atau suatu singkatan. Padahal, keduanya tidak berlaku pada kalimat itu. Yang kedua, seandainya di belakang nomor urut itu diletakkan angka ratusan yang menyatakan jumlah kata benda yang mengikutinya, bilangan itu akan menimbulkan makna yang berlainan, seperti pada (3) berikut.
(3) Panitia PON akan membagikan 360 medali: 1.120 medali emas, 2.120 medali perak, dan 3.120 medali perunggu.
Oleh karena itu, bilangan yang menyatakan urutan rincian tersebut sebaiknya dituliskan di antara tanda kurung tanpa diakhiri tanda titik, seperti pada (3a) atau urutan itu dapat dinyatakan dengan urutan alfabetis huruf kecil, seperti pada (3b) berikut.
(3a) Panitia PON akan membagikan 360 medali: (1) 120 medali emas, (2) 120 medali perak, dan (3) 120 medali perunggu.
(3b) Panitia PON akan membagikan 360 medali: (a)120 medali emas, (b) 120 medali perak, dan (c) 120 medali perunggu.
Berdasarkan hal itu, kalimat (2a) seharusnya dituliskan sebagaimana yang terdapat pada (2b) berikut.
(2b) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan: (1) memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;(2) membekali keterampilan berbahasa Indonesia; dan (3) menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Namun, penulisan (2b) bukanlah penulisan yang benar sebab (a) rincian yang ada tidak dituliskan dalam bentuk senarai dan (b) dalam rincian tersebut tidak terdapat rincian lain yang lebih kecil yang menggunakan tanda koma. Oleh karena itu, tanda baca yang digunakan pada akhir rincian pertama dan kedua adalah koma, bukan titik koma. Penulisan yang benar dapat diamati pada (2c) berikut.
(2c) Kegiatan ini memiliki tiga tujuan: (1) memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia, (2) membekali keterampilan berbahasa Indonesi, dan (3) menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, bagaimanakah penulisan kalimat yang mengandung rincian berikut?
(4) Tujuan kegiatan ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
(5) Kegiatan ini memiliki 3 (tiga) tujuan:
1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
(6) Kegiatan ini diarahkan untuk:
1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
(7) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Memberikan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia.
2. Membekali ketrampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
Anda pasti telah mengetahuinya bahwa kesalahan pada (4), (5), dan (6) di antaranya terdapat pada penulisan huruf kapital pada awal masing-masing rincian serta penulisan kata seperti yang telah dibicarakan di atas. Nah, selanjutnya, Anda pasti juga akan mengatakan bahwa tanda titik di belakang rincian pertama dan kedua seharusnya diganti dengan titik koma. Bagus sekali! Namun, bila hanya itu yang Anda lakukan, hasilnya belum tepat.
Pada (4) tanda titik dua tidak tepat. Tanda itu seharusnya dihilangkan sehingga penulisannya yang benar seperti yang tertera pada (4a).
(4a) Tujuan kegiatan ini adalah
1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Bilangan pada kalimat (5) tidak seharusnya dituliskan dengan angka dan huruf sekaligus dalam suatu teks seperti itu. Penulisan angka dan huruf sekaligus dibenarkan hanya di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Untuk itu, (5) seharusnya dituliskan seperti (1a) di atas.
Pada (6) tanda titik dua tidak tepat, seperti halnya (4) di atas. Tanda titik dua di atas tidak digunakan untuk membatasi bagian kalimat yang sudah lengkap klausanya. Oleh karena itu, kalimat (6) seharusnya ditulis seperti (6a) berikut.
(6a) Kegiatan ini diarahkan untuk
1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Bila tanda baca titik dua ingin digunakan, tambahkan frase yang dapat melengkapi klausa tersebut, seperti pada (6b) berikut.
(6b) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal berikut:
1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
3. menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
Di samping persoalan penulisan kata bahasa dan keterampilan yang menyebabkan kesalahan pada (7), tampaknya, kesalahan lain tidak ada. Huruf kapital pada awal masing-masing rincian sudah tepat karena tanda baca yang mengawalinya adalah titik, baik pada akhir pernyataan sebelum rincian pertama maupun akhir rincian pertama dan kedua, sehingga perubahan penulisan (7) menghasilkan (7a) berikut.
(7a) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia.
2. Membekali keterampilan berbahasa Indonesia.
3. Menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
Dengan demikian, baik (7) maupun (7a) terdiri atas empat kalimat.
Bila (7a) dicermati lebih jauh, ternyata hanya kalimat pertamalah (pernyataan awal) yang merupakan kalimat sempurna sebab ketiga kalimat rincian itu bukanlah kalimat sempurna. Ketiganya hanyalah klausa yang tidak bersubjek. Oleh karena itu, penulisan (7a) tetap salah. Untuk mengatasi hal itu, keempatnya harus digabungkan sehingga menjadi sebuah kalimat, seperti yang tertera pada (6b) di atas.
Cara lain yang dapat ditempuh adalah menyempurkan ketiga klausa pada (7a) menjadi kalimat dengan menambahkan subjek, seperti yang terlihat pada (7b) berikut.
(7b) Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Kegiatan ini memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia.
2. Kegiatan ini membekali keterampilan berbahasa Indonesia.
3. Kegiatan ini menanamkan nilai dan sikap untuk mencintai Bahasa Indonesia.
Meskipun (7b) dari segi penulisannya benar, dari segi kepaduannya, kalimat-kalimat tersebut kurang baik. Oleh karena itu, wajar bahwa bentuk (6b) yang dianjurkan untuk mengatasi kesalahan penulisan pada (7).
Demikian, pengantar awal ini. Semoga Anda lebih berhati-hati dalam menulis sekaligus Anda dapat menerapkannya. Selanjutnya, Andalah yang menjadi pelopor dalam (a) membina ketertiban dalam penulisan kata dan pemakaian tanda baca, (b) usaha pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh, dan (c) mendorong pengembangan bahasa Indonesia. Semoga.
Selanjutnya, untuk mengetahui secara pasti persoalan pada perlatihan bagian « dan sekaligus mengingatkan pemahaman Anda tentang berbagai aturan penulisan secara lebih kuas, uraian berikut ini dapat Anda cermati. Bila dirangkumkan, permasalahan yang ada tersebut menyangkut (a) penulisan kata, yang meliputi penulisan gabungan kata, penulisan kata depan, penulisan partikel, penulisan kata ganti, serta penulisan angka dan lambang bilangan dan (b) pemakaian tanda baca, yang meliputi pemakaian tanda titik, pemakaian tanda koma, pemakaian tanda titik koma, pemakaian tanda titik dua, pemakaian tanda hubung, dan pemakaian tanda pisah.
a. Penulisan Kata
1) Penulisan Gabungan Kata
a) Gabungan kata –termasuk kata majemuk– bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Salahdaurulang dutabesar kantorpos kerjasama kotakpos rumahsakit sandangpangan serahterima tandatangan tanggungjawab tatasurya terimakasih ujicoba weselpos | Benardaur ulang duta besar kantor pos kerja sama kotak pos rumah sakit sandang pangan serah terima tanda tangan tanggung jawab tata surya terima kasih uji coba wesel pos |
b) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus dituliskan serangkai.
Salahdari pada barang kali pada hal bila mana apa bila segi tiga | Benardaripada barangkali padahal bilamana apabila segitiga |
c) Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh dituliskan serangkai.
Salaha moral antar anggota antar RT catur wulan maha bijaksana Tuhan Mahaesa non teknis non RRC pasca panen peri laku sub unit tuna wicara | Tidak Dianjurkana-moral antar-anggota antarRT catur-wulan maha-bijaksana Tuhan Maha-Esa non-teknis nonRRC pasca-panen peri-laku sub-unit tuna-wicara | Benaramoral antaranggota antar-RT caturwulan mahabijaksana Tuhan Maha Esa nonteknis non-RRC pascapanen perilaku subunit tunawicara |
d) Awalan atau akhiran yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai dengan unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.
Salahbertanggungjawab, bertanggung-jawabmenyebarluas, menyebar-luas tercampuraduk, tercampur-aduk tandatangani, tanda-tangani serahterimakan, serah-terimakan | Benarbertanggung jawab menyebar luas tercampur aduk tanda tangani serah terimakan |
e) Awalan dan akhiran sekaligus yang diimbuhkan pada gabungan kata dituliskan serangkai seluruhnya.
Salahpertanggung jawaban menyebar luaskan pencampur adukan ditanda tangani diserah terimakan | Tidak Dianjurkanpertanggung-jawaban menyebar-luaskan pencampur-adukan ditanda-tangani diserah-terimakan | Benarpertanggungjawaban menyebarluaskan pencampuradukan ditandatangani diserahterimakan |
2) Penulisan Kata Depan
Kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Salahdiantaranya disekitar dimana kemana kesana kemari kesamping dibawah | Benardi antaranya di sekitar di mana ke mana ke sana kemari ke samping di bawah |
3) Penulisan Partikel
a) Partikel pun setelah kata benda, kata kerja, kata depan, atau kata bilangan dituliskan terpisah karena pun yang seperti itu merupakan suatu kata utuh yang mempunyai makna penuh.
Salahsayapun satu kalipun apapun datangpun ke manapun | BenarSaya pun satu kali pun apa pun datang pun ke mana pun |
b) Partikel pun yang terdapat pada kata penghubung dituliskan serangkai karena dianggap padu benar.
Salahada pun andai pun bagaimana pun biar pun kalau pun atau pun kendati pun meski pun sungguh pun walau pun sekali pun (yang berarti ‘walau’) | Benaradapun andaipun bagaimanapun biarpun kalaupun ataupun kendatipun meskipun sungguhpun walaupun sekalipun |
c) Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap dituliskan terpisah dari bagian kalimat yang mendampinginya.
Salahper-Januari satu persatu, satu per-satu perhari, per-hari | Benarper Januari satu per satu per hari |
d) Per yang merupakan bagian bilangan pecahan dituliskan serangkai.
Salahtiga per sepuluh tujuh dua per tiga | Benartiga persepuluh tujuh dua pertiga |
4) Penulisan Kata Ganti
Kata ganti orang aku, kamu, engkau, atau dia yang dipendekkan menjadi ku, mu, kau, atau nya (disebut klitik) dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya atau yang diikutinya.
Salahku katakan proposal ku laporan mu kau nasihati hidup nya | Benarkukatakan proposalku laporanmu kaunasihati hidupnya |
5) Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
a) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan ukuran (panjang, luas, isi, berat), satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, dan kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi.
Salahlima sentimeter sepuluh meter persegi dua puluh tiga liter enam puluh kilogram dua jam sepuluh menit tujuh ribu rupiah Jalan Karah Empat Nomor tiga puluh sembilan | Benar5 sentimeter, 5 cm 10 meter persegi, 10 m2 23 liter, 23 l 60 kilogram, 60 kg 2 jam 10 menit Rp7.000,00 Jalan Karah IV Nomor 39 |
b) Bilangan yang menunjukkan jumlah dituliskan dengan huruf bila dapat dinyatakan tidak lebih dari dua kata, kecuali yang menunjukkan rincian dituliskan dengan angka.
SalahHari ini 3 karyawan .... ... memerlukan 17 bus. ... enam pria dan tiga wanita. 30 lurah dihadirkan .... * 21 pesawat .... * Dua puluh satu pesawat .... | BenarHari ini tiga karyawan .... ... memerlukan tujuh belas bus. ... 6 pria dan 3 wanita. Tiga puluh lurah dihadirkan .... ... 21 pesawat .... Sebanyak 21 pesawat .... |
Catatan: *Karena awal kalimat harus menggunakan huruf kapital, angka tidak boleh dituliskan
pada awal kalimat.
c) Bilangan yang mendapatkan akhiran –an dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau digunakan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka.
Salah... 5.000 an .... ... angkatan 60 an ... | Benar... 5.000-an ..., ... lima ribuan .... ... angkatan 60-an ..., ... angkatan enam puluhan .... |
d) Kata bilangan tingkat dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf, dituliskan dengan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka arab, atau dapat dinyatakan dengan angka romawi.
Salahke dua belas ke X ke 7 | Benarkedua belas, ke-12, XII kesepuluh, ke-10, X ketujuh, ke-7, VII |
e) Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Contoh
Telah dijual sebidang tanah seluas 145 m2 (seratus empat puluh lima meter persegi) dengan harga Rp29.000000,00 (dua puluh sembilan juta rupiah).
Pada hari ini Senin, 22 Juli 2002 (dua puluh dua Juli dua ribu dua) telah menghadap Saudara Hambali Sarjana Hukum ....
b. Pemakaian Tanda Baca
1) Pemakaian Tanda Titik
a) Tanda titik digunakan untuk (a) singkatan gelar, (b) singkatan nama orang, (c) singkatan kata yang menggunakan huruf kecil, serta (d) angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
SalahSudibyo SH, Sudibyo S.H Mohamad AS, Mohamad.AS, Mohamad A.S an, an., a/n, a/n. da, da., d/a, d/a. ub, ub., u/b, u/b. sd, sd., s/d, s/d. up, up., u/p, u/p. d.k.k., dkk d.l.l., dll d.s.b., dsb t.s.b, tsb 12000 orang | BenarSudibyo, S.H. Mohamad A.S. a.n. d.a. u.b. s.d. u.p. dkk. dll. dsb. tsb. 12.000 orang |
b) Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya, (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, (c) akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel, (d) akhir angka digit lebih dari satu angka, serta (e) akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat.
SalahD.P.R.D., DPRD. cu. (cuprum) 5 cm. 5 kg. Rp.5.000,00 A. Latar Belakang. 1.1.2. Masalah Penelitian Tabel 2 Frekuensi Kehadiran. Perihal: Undangan Rapat. Kepada Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza Jalan Karah IV No. 39 Surabaya. | BenarDPRD cu 5 cm 5 kg Rp5.000,00 A. Latar Belakang 1.1.2 Masalah Penelitian Tabel 2 Frekuensi Kehadiran Hal: Undangan rapat Yth. Sdr. Arqoma Veda Carreza Jalan Karah IV No. 39 Surabaya |
2) Pemakaian Tanda Koma
a) Tanda koma digunakan untuk (a) perincian yang lebih dari dua unsur, (b) setelah nama orang yang diikuti gelar, (c) setelah klausa pertama pada kalimat majemuk setara berlawanan, (d) setelah anak kalimat yang mendahului induk kalimat pada kalimat majemuk bertingkat, (e) setelah kata atau ungkapan penghubung antarkallimat, (f) pemisah alamat yang ditulis berurutan, serta (g) mengapit keterangan tambahan.
Salah... lurah, camat dan bupati. 30 wanita, dan 20 pria. Prof. Dr. Hanan Usman M.Si. ... melainkan .... Karena ... ia tidak .... Oleh karena itu penyelesaian .... Jalan Kresno 43 Tambran, Magetan Megawati, Presiden Republik Indonesia ke-5 mengharapkan .... | Benar... lurah, camat, dan bupati. 30 wanita dan 20 pria. Prof. Dr. Hanan Usman, M.Si. ..., melainkan .... Karena ..., ia tidak .... Oleh karena itu, penyelesaian .... Jalan Kresno 43, Tambran, Magetan Megawati, Presiden Republik Indonesia ke-5, mengharapkan .... |
b) Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului induk kalimat.
SalahKami ..., karena .... Tim ..., agar .... | BenarKami ... karena .... Karena ..., kami .... Tim ... agar .... Agar ..., tim .... |
3) Pemakaian Tanda Titik Koma
Tanda titik koma digunakan untuk (a) memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara yang tidak menggunakan kata penghubung, (b) membedakan perincian yang lebih kecil, yang menggunakan tanda koma, dan (b) perincian yang berupa klausa yang ditulis dalam suatu senarai (daftar).
SalahSaya bekerja, kakak beristirahat. Tanda titik tidak digunakan untuk singkatan umum yang mengguna-kan huruf kapital seluruhnya, singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, akhir judul bab/ subbab, ilustrasi, atau tabel, akhir angka digit lebih dari satu angka, serta akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat. Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya, (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, (c) akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel, (d) akhir angka digit lebih dari satu angka, dan (e) akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat. | BenarSaya bekerja; kakak beristirahat. Saya bekerja dan kakak beristirahat. Tanda titik tidak digunakan untuk singkatan umum yang mengguna-kan huruf kapital seluruhnya; singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang; akhir judul bab/ subbab, ilustrasi, atau tabel; akhir angka digit lebih dari satu angka; serta akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat. Tanda titik tidak digunakan untuk (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya; (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang; (c) akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel; (d) akhir angka digit lebih dari satu angka; (e) akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, sifat surat, atau alamat penerima surat. |
4) Pemakaian Tanda Titik Dua
Tanda titik dua digunakan untuk memisahkan rincian yang mengikuti klausa lengkap.
SalahTanda titik tidak digunakan untuk: (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya; (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang; (c) akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel. | BenarTanda titik tidak digunakan untuk hal-hal berikut: (a) singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya; (b) singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang; (c) akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel. |
5) Pemakaian Tanda Hubung
Tanda hubung digunakan untuk (a) menyatakan kata ulang, (b) pengimbuhan terhadap kata yang ditulis dengan huruf kapital atau angka, dan (c) pemenggalan kata.
Salahragu2 berKTP pada 1970an ... meluka- i. ... mempelaja- ri sesuatu ... di antaranya i- kan dan beras. ... mengingin kan sesuatu ... selambat-lam- batnya | Benarragu-ragu ber-KTP pada 1970-an ... melu- kai. ... mempela- jari sesuatu ... di antaranya ikan dan beras. ... mengi- nginkan sesuatu ... selambat- lambatnya |
6) Pemakaian Tanda Pisah
Tanda pisah digunakan untuk (a) membatasi keterangan tambahan dan (b) menyatakan jarak yang berartikata sampai dengan. Tanda pisah dapat digantikan dengan tanda hubung rangkap.
SalahGabungan kata termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah. Waktu: pukul 10.00 s/d 13.15 | BenarGabungan kata –termasuk kata majemuk– bagian-bagiannya ditulis terpisah. Gabungan kata, termasuk kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis terpisah. Waktu: pukul 10.00–13.15 Waktu: pukul 10.00--13.15 Waktu: pukul 10.00 s.d. 13.15 |
2. Pelafalan
Hingga saat ini usaha untuk membakukan lafal dalam bahasa Indonesia terus dilakukan, namun hasilnya belum dapat dikatakan optimal. Mengapa? Adanya diasistem pengucapan di dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu penyebabnya. Banyaknya bahasa daerah dengan berbagai logat menjadikan semakin sulit mengharapkan pembakuan lafal bahasa Indonesia dapat mencapai hasil yang optimal. Hal itu akan lebih terasa lagi, jika kita melihat masuknya unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia yang semakin lama semakin deras.
Sebenarnya, jika dilihat secara fonemis, pengucapan kata yang sering mengganggu adalah yang menyangkut pelafalan bunyi /e/ dan /«/. Dalam bahasa Indonesia keduanya bersifat fonemis. Keduanya merupakan fonem yang berbeda. Karena itu, jika /«/ diucapkan /e/, sebagaimana yang sering kita dengarkan dari ucapan saudara kita yang berasal dari Batak, misalnya, pelafalan itu akan teras janggal. Halnya akan berbeda dengan pelafalan /o/ menjadi [O] atau [o], seperti kata toko, yang difalafkan [tOkO] oleh penutur bahasa Indonesia dari Sunda. Perbedaan [o] dengan [O] dalam bahasa Indonesia tidak bersifat fonemis, yakni tidak bersifat membedakan makna.
Acuan pengucapan ini telah dinyatakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pada kamus itu, di samping termuat makna leksikal suatu kata, terungkap pula cara pelafalannya, terutama yang menyangkut lafal fonem /e/ dan /«/, serta pemenggalan kata. Karena itu, kepada Anda, para guru, sangat dianjurkan untuk memiliki dan sekaligus mencermatinya agar Anda dapat memberikan contoh pengucapan yang benar kepada para siswa. Anda harus ingat bahwa pelafalan memerlukan keterampilan tersendiri. Karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal, melatih diri secara terus-menerus merupakan jalan terbaik.
Lafal yang baik dalam bahasa Indonesia adalah lafal (ucapan) yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat, atau ciri-ciri lafal bahasa daerah (Depdikbud, 1995). Lafal bahasa Indonesia yang menampakkan logat atau dialek bahasa tertentu tidak dapat memenuhi kriteria tersebut. Bagi kebanyakan orang lafal yang demikian itu akan tampak ketika ucapan itu didengarkan oleh penutur dari logat yang berbeda. Ketika menyampaikan makalah dalam suatu seminar secara nasional, Anda berbahasa Indonesia yang sulit ditebak dari mana asal daerah Anda, itu berarti bahwa lafal Anda adalah lafal bahasa Indonesia yang baik. Lafal pembaca berita di TVRI, misalnya, dapat kita jadikan contohnya.
Secara umum masalah pelafalan dalam bahasa Indonesia menyangkut tiga hal, yakni pelafalan huruf, pelafalan singkatan, dan pelafalan kata. Pelafalan huruf dapat diamati pada buku Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan.
a. Pelafalan Singkatan
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia.
Singkatan Lafal Tidak Baku Lafal Baku
AC a-se a-ce
BBC be-be-se/ bi-bi-si be-be-ce
ICCU ai-si-si-yu i-ce-ce-u
IGGI ai-ji-ji-ai i-ge-ge-i
IUD ai-yu-di i-u-de
LNG el-en-ji el-en-ge
LPG el-pi-ji el-pe-ge
TV ti-vi te-ve
MTQ em-te-kyu em-te-ki
Singkatan kata-kata bahasa asing yang berupa akronim dan bersifat internasional tidak dilafalkan dengan lafal Indonesia, tetapi dilafalkan seperti lafal asli bahasanya (Arifin, 1986:66).
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
UNESCO u nes co yu nes ko
UNICEP yu ni cep yu ni syef
SEA GAMES se a ga mes si geyms
b. Pelafalan Kata
Sebagaimana yang diungkapkan di depan bahwa pengucapan kata bagi kebanyakan orang Indonesia, yang dwibahasawan ini, dipengaruhi oleh logat atau dialek bahasa ibunya. Untuk itu, agar Anda sebagai guru tidak terpengaruh hal itu, berikut ini disajikan beberapa contoh pengucapan kata. Sumber yang baik untuk pengucapan kata ini adalah KBBI.
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
teras (‘inti’) teras t«ras
peka p«ka peka
peta peta p«ta
tebar t«bar tebar
senjang s«njang senjang
esa esa «sa
teknik tekhnik, tehnik teknik
subjek subyek subjek
baik baik baI?
pendidikan p«ndidi?an p«ndidikan
perbankan p«rbangan p«rbankan
Terima kasih atas ilmunya, sangat membantu.
BalasHapusMau tanya, penulisan yang benar itu SI atau S1? DIII atau D3?
Tolong bahas penggunaan huruf miring ya.
Terima kasih.